Berita

Kisah Anak Berkebutuhan Khusus Dikeluarkan dari Sekolah Tanpa Surat Pindah, 2 Tahun Terkatung-katung

Seorang anak berkebutuhan khusus berinsial SP sudah empat kali dikeluarkan dari sekolah tanpa mendapatkan raport dan surat pindah.

Penulis: Mohammad Sudarsono | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/MOHAMMAD SUDARSONO
SM (55) ayah asal Kecamatan Jenu, dan SP (15) anaknya saat di Yayasan Ash Shomadiyah, Tuban, Kamis (29/10/2020) NB: Foto harap diblur permintaan dari keluarga. 

TRIBUNMADURA.COM, TUBAN - SM (55) seorang ayah asal Kecamatan Jenu, harus menelan kenyataan pahit saat anaknya SP (15) dikeluarkan dari Sekolah Dasar.

Anak yang diduga berkebutuhan khusus tersebut sudah empat kali dikeluarkan dari sekolah.

Pertama bersekolah di SDN Remen 1 hanya kelas 1, lalu MI Al Amin Mentoso kelas 2, MI Mambail Futuh kelas 3 tak sampai selesai dan SDN Purworejo kelas 3-5.

Baca juga: Pasien dari Klaster Kantor di Ponorogo Bertambah 3 Orang, Pernah Kontak Erat dengan Pasien Covid-19

Baca juga: Dua Motor Saling Adu Banteng di Pamekasan, Seorang Pelajar SMP Tewas, Polisi Bongkar Kronologinya

Baca juga: Simak Tips Memilih Teman yang Baik Menurut KH Musleh Adnan, Bertemanlah dengan Orang yang Berilmu

Namun SP harus dikeluarkan oleh sekolah terakhir sejak 2018, tanpa mendapat raport atau surat pindah.

Alhasil, selama dua tahun sejak dikeluarkan dia terkatung-katung mencari sekolah tapi tidak ada yang menerima.

"Dikeluarkan tapi tidak ada raport atau surat pindah dari SDN Purworejo, jadi tidak ada yang menerima," kata SM saat di Yayasan Ash Shomadiyah dengan maksud memondokkan putranya, Kamis (29/10/2020).

Dengan muka lesu didampingi anaknya, dia bercerita jika sudah sempat berusaha menyekolahkan SP di SDN Remen 2, namun tidak diterima karena dianggap berkebutuhan khusus juga tidak ada raport.

Hingga akhirnya, anak semata wayangnya itu harus diam di rumah bermain dengan sang nenek ketika ditinggal bekerja sebagai buruh di sebuah proyek.

SM masih berharap jika putranya bisa melanjutkan Sekolah Dasar hingga mendapat ijazah lulus untuk bisa masuk MTS dan mengenyam pendidikan di Pondok Ash Shomadiyah.

Baca juga: Kampanye Paslon di Pilkada Gresik Secara Daring Masih Rendah

Baca juga: Profil dan Biodata Katty Butterfly, DJ Cantik yang Kini Jadi Mualaf dan Pacaran dengan Aiman Ricky

Baca juga: Manajemen Arema Komentari Pelatih Baru Arema FC Carlos Oliveira, Sebut Puas Pada Kinerjanya

"Masih berharap bisa sekolah lagi, hingga lulus dan bisa masuk MTS, ini saya baru menerima surat keterangan anak saya dinyatakan keluar dari SDN Purworejo Selasa 27 Oktober 2020," harapnya sambil menatap mata sang anak.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Ash Shomadiyah Tuban, Riza Shalihudin Habibi menyatakan, pihaknya akan menerima anak berkebutuhan khusus ini jika sudah lulus sekolah dasar.

Sebab, yayasan tempatnya hanya menyediakan MTS dan MA. Dia juga tak menyoal mengenai kondisi SP, karena di tempatnya juga sudah ada anak berkebutuhan khusus.

"Ada ijazah SD langsung saya terima, ini peran negara yang harus merespon temuan anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan untuk belajar," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved