Harta Karun Bernilai Rp 14 Triliun di Sebuah Pulau, Siap Bertaruh Nyawa Jika Ingin Mendapatkannya

Thompson seharusnya membawa harta karun itu ke Lima Meksiko tahun 1821 dengan kapalnya Mary Dear.

Editor: Aqwamit Torik
Freepik.com
Ilustrasi harta karun 

TRIBUNMADURA.COM - Nama harta karun tentu tak asing lagi didengar.

Harta karun diidentikkan dengan harta yang sangat luar biasa nilainya dan tersimpan di satu tempat.

Bukan hanya di negeri dongeng, harta karun juga ada di dunia nyata.

Kita mungkin hanya mendengar kisah tentang harta karun pada dongeng atau legenda yang selalu dibacakan oleh orangtua kita dulu.

Pernahkah terbayangkan bila legenda harta karun itu adalah nyata dalam kehidupan kita?

Salah satu harta karun terpendam yang diperkirakan bernilai Rp14 triliun.

Baca juga: VIRAL Pengantin Baru Dapat Kado Pernikahan dari Sahabat, Kecewa saat Tahu Isinya, Seperti Ditampar

Baca juga: Beberapa Rahasia di Balik Orang-Orang Awet Muda, Ternyata Bukan Pakai Krim Anti Keriput

Baca juga: Kriteria Suami Idaman Nenek Yainem Usia 76 Tahun, Sudah Tolak 5 Pria, Kini Jadi Istri Duda 29 Tahun

Baca juga: Balasan Vicky Prasetyo Atas Komentar Pedas Azka Corbuzier, Anak Kalina Oktarani: Aku Mohon Maaf

Dikatakan dikuburkan di pulau terpencil di Peru.

Menurut Ladbible harta itu dikuburkan di pulau Cocos oleh Kapten William Thompson, setelah dia memindahkannya dari ibu kota Peru, Lima.

Timbunan itu mengandung sejumlah besar koin perak berlian, dan patung emas Maria yang besar.

Menurut keterangan, Thompson seharusnya membawa harta itu ke Lima Meksiko tahun 1821 dengan kapalnya Mary Dear.

Namun mereka membunuh semua prajurit dan pendeta di atas kapal sebelum mengangkut kargo berharga ke pulau tempat dikuburkannya harta itu.

Setelah keributan itu, mereka tidak pernah kembali, artinya harta itu masih ada di pulau itu.

Akhirnya, Thompson dan krunya ditegur atas tindakan itu, karena hanya kapten dan pasangan pertamanya yang tidak terbunuh.

Thompson dan pasangan tetap hidup dengan alasan bahwa mereka akan membawa pihak berwenang kembali ke pulau untuk mengambil harta itu.

Mereka kemudian kembali, begitu tiba di pulau itu mereka beristirahat.

Tetapi kemudian melarikan diri ke hutan lebat.

Itu bukan satu-satunya cerita tentang harta yang disimpan di sana.

Pada awal abad ke-19, bajak laut Portugis Benito Bonito meninggalkan tumpukan emas, perak dan permata di pulau itu.

Diperkirakan mereka juga membawa uang yang bernilai 300 juta dolar AS (Rp4,2 miliar) dalam mata uang hari ini.

Potongan-potongan harta itu ditemukan pada Mei 1856 oleh sekelompok tentara bayaran yang berusaha melarikan diri dari pertempuran di negara tetangga Nikaragua.

Mereka menggali rantai perunggu dan menemukan peti doubloons di sebuah gua.

Sekarang, pulau itu memikat para pemburu harta karun, untuk menjamahnya.

Namun, untuk masuk ke pulau ini siap-siap saja bertaruh nyawa.

Karena pulau ini sangat bahaya dan ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Di dalamnya ada margasatwa seperti harimau, dan di lautnya banyak hiu.

Namun sekali lagi dijelaskan, tidak jelas apakah harta itu masih ada di sana. (Afif Khoirul M)

Artikel ini telah tayang di Intisari

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved