Berita Lumajang
Gunung Semeru Kembali Muntahkan Awan Panas, Masa Darurat Bencana Diperpanjang hingga 14 Desember
Gunung Semeru kembali memuntahkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1500 meter.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Pemerintah Kabupaten Lumajang memperpanjang masa darurat bencana Gunung Semeru hingga 14 Desember 2020.
Masa darurat bencana diperpanjang mengingat aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu terpantau masih fluktuatif.
Pada Sabtu (5/12/2020) sekira pukul 23.23 WIB, Gunung Semeru kembali memuntahkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1500 meter.
Baca juga: Cerita Petani Korban Terdampak Letusan Gunung Semeru, Andalkan Sisa Tabungan untuk Kebutuhan Hidup
Baca juga: Atasi Tumpukan Lahar Panas Gunung Semeru di Sungai Besuk Kobokan, BNPB Akan Bangun Jalur Aliran
Baca juga: Desa Tunggalpanger Mojokerto Diguyur Hujan Lebat, Satu Rumah Warga Rusak Tertimpa Pohon Tumbang
Bahkan, pemerintah setempat menunjuk Komandan Kodim 0821 Lumajang, Letkol Inf Andi A Wibowo sebagai Komandan Tanggap Darurat (Incident Commander).
Letkol Inf Andi A Wibowo mengatakan, selama masa darurat bencana, pihaknya akan terus melakukan siaga di beberapa titik yang rawan terkena dampak erupsi Gunung Semeru.
"Kami lihat yang mungkin sangat terdampak di Dusun Sumbersari Desa Sumpiturang," kata Letkol Inf Andi A. Wibowo, Minggu (6/12/2020).
"Kemudian upaya kami selalu memberikan imbauan kepada masyrakat untuk mewaspadai setiap saat laju lahar maupun erupsi kecil yang mungkin masih terjadi," sambung dia.
Dalam tugasnya, pihaknya juga melakukan mitigasi di beberapa besuk yang menjadi aliran lahar Semeru.
Hal ini untuk melanjutkan instruksi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo agar sedimentasi lahar panas di Sungai Besuk Kobokan segera dikeruk.
Baca juga: Dua Puskesmas di Tuban Dilockdown, Ada 7 Orang Tenaga Kesehatan Positif Covid-19
Sehingga setiap besuk yang menjadi jalur aliran lahar panas tetap menjadi kanal yang aman selama erupsi berlangsung.
"Kita akan bendung-membendung agar lahar tidak mengenai pemukiman penduduk," ujarnya.
Dalam upaya ini pihaknya telah melakukan peninjauan pertama jalan ke besuk.
Namun karena kondisi lapangan yang sangat curam dan besarnya sedimentasi lahar panas membuat pihaknya sedikit mengalami kendala jika harus langsung menerjukan alat untuk membuat bronjong bendungan.
"Tapi akan kami carikan lahan lagi agar alat kami bisa menembus ke besuk untuk membuat bronjong-bronjong tersebut," pungkasnya.