Berita Pamekasan
Dokter dan Istri Wafat di Pamekasan, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti Ingatkan Bahaya Nyata Covid
Seorang dokter radiologi, dr Sardjono dan istrinya meninggal dunia akibat Covid-19. Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti turut berduka
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pandemi virus corona masih belum beranjak dari Indonesia.
Penderita hingga korban jiwa terus bertambah.
Bahkan, tenaga medis juga gugur dalam tugasnya akibat Covid-19.
Seorang dokter radiologi, dr Sardjono dan istrinya meninggal dunia akibat virus Corona (Covid-19). Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti berduka atas peristiwa ini.
Baca juga: Suami Tangkap Basah Istri Selingkuh dengan Berondong, Istri Sembunyi di Loteng Motel saat Digerebek
Baca juga: Promo Alfamart 8 Desember 2020, Promo Beli 1 Gratis 1 Kebutuhan Bayi hingga Diskon Minyak Goreng
Baca juga: Kabar Gembira untuk ARMY, Facebook Merilis Tema BTS di Instagram dan Messenger, Lengkap 7 Member
"Meninggalnya dr Sardjono dan istrinya, Ibu Martini menjadi pukulan keras dan pengingat bahwa Corona itu memang benar nyata," ujar La Nyalla di Surabaya, Selasa (8/12/2020) dalam agenda pemantauan Pilkada di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur berdasarkan rilis yang diterima oleh TribunMadura.com.
Oleh karena itu, La Nyalla berharap masyarakat tidak menganggap enteng pandemi Corona.
Apalagi bagi pihak-pihak yang menyebut Corona hanya sebuah konspirasi.
"Duka bagi keluarga yang meninggal akibat Corona harusnya menjadi pelajaran bagi yang menganggap pandemi Corona itu merupakan konspirasi kelompok tertentu," sebut La Nyalla.
Senator asal Dapil Jawa Timur ini menyampaikan duka cita atas meninggalnya dr Sardjono pada Rabu pekan lalu, yang kemudian disusul kematian istrinya selang beberapa jam. La Nyalla mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
"Kami DPD RI menyampaikan duka cita atas meninggalnya dr Sardjono dan istri. Ini kehilangan besar bagi dunia medis," ucapnya.
dr Sardjono sebelum meninggal dunia sempat isolasi mandiri di rumah selama sepekan.
Namun karena kondisi terus memburuk, dr Sardjono kemudian dibawa ke RS Moh Noer Pamekasan, namun nyawanya tak dapat ditolong.
Berdasarkan informasi, dr Sarjono sedianya akan dirujuk ke rumah sakit lain di Surabaya. Namun karena rumah sakit di Surabaya penuh, tak ada rumah sakit yang bisa menerima almarhum.
La Nyalla menyesalkan kejadian ini. Ia berharap pemerintah daerah juga siap menangani pasien-pasien Corona.
"Pemda bisa membuka lokasi-lokasi tertentu menjadi rumah sakit darurat. Dengan begitu, semua pasien Corona bisa tertangani dengan baik," kata La Nyalla.