Berita Sampang

Tiga Taman di Kabupaten Sampang Madura Jadi Sasaran Maling, Kursi hingga Pompa Air Raib

Tiga taman di Kabupaten Sampang, Madura, Provinsi Jawa Timur, telah menjadi sasaran maling.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/HANGGARA PRATAMA
Taman Kota Sampang yang berlokasi di depan Pemkab Sampang di Jalan Jamaluddin, Kabupaten Sampang, Madura. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Tiga taman di Kabupaten Sampang, Madura, Provinsi Jawa Timur, telah menjadi sasaran maling.

Menurut informasi yang dihimpun TribunMadura.com, maling telah mengambil dua kursi yang berjejer di luar taman hingga pompa air.

Tiga taman yang menjadi sasaran maling adalah Taman Kota di depan Kantor Pemkab Sampang, Taman Wiyata di Jalan Imam Bonjol dan Taman Wiyata Kusuma Jalan KH Wahid Hasyim.

Kabid Konservasi, Rehabilitasi, Lingkungan dan Pertamanan DLH Kabupaten Sampang Imam Irawan mengatakan, bahwa tidak habis pikir sejumlah fasilitas di Taman Kota depan Kantor Pemkab Sampang bisa hilang.

Padahal, tingkat keramaiannya cukup tinggi meskipun malam hari, sebab banyak pedagang berjualan di sekitar taman setempat.

"Hilangnya pada tahun baru lalu, saya tidak habis pikir padahal kursi tersebut sudah paten artinya tidak dapat diangkat," ujarnya kepada TribunMadura.com, Jumat (11/12/2020).

Menurutnya, maling itu mengambilnya dengan cara mencongkel besi yang melekat di alas, lalu digergaji.

"Mereka mengambilnya dengan samar, berdiri di pinggiran taman dan ada kesempatan baru mengambilnya," terangnya.

Di lokasi taman lainnya yakni, Taman Wijaya, saat ini sudah ada dua fasilitas yang hilang diantaranya pompa (sanyo) air sekaligus penampungannya atau profil tank.

Imam Irawan menuturkan kedua fasilitas taman yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol itu digondol maling secara bergantian.

"Awalnya sanyo air pada awal tahun 2020, kemudian beberapa hari yang lalu baru profil tank," tuturnya.

Lebih lanjut, untuk fasilitas di Taman Wijaya Kusuma merupakan bunga hias yang menjadi sasaran para maling.

Bahkan, kata Imam Irawan, bunga yang tercuri dengan cara dicabut dari tempatnya itu sudah tidak terhitung.

"Kalau bunga tidak terhitung, kemarin saja dua bunga yang hilang, jadi orang yang itu mengambilnya dengan cara dicabut sehingga deretan bunga kelihatan ganjil (kosong)," terangnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved