Berita Tulungagung
Sekelompok Orang Masuk Musala Tanpa Lepas Alas Kaki, Tokoh Agama Tulungagung Mengadu ke Polisi
Seorang tokoh agama di Kabupaten Tulungagung geram setelah musala di tempat tinggalnya telah dimasuki sekelompok massa tanpa melepas alas kaki.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Seorang tokoh agama di Dusun Sumberejo, Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Ahmad Budianto membuat surat pengaduan ke Kapolres Tulungagung.
Ahmad Budianto membuat surat pengaduan setelah musala di tempat tinggalnya telah dimasuki sekelompok massa tanpa melepas alas kaki.
Aksi sekelompok massa tanpa melepas alas kaki memasuki musala terekam video dan menyebar di antara warganet.
Dalam video berdurasi 1 menit 16 detik itu terlihat massa yang didominasi anak muda menyerbu di sekitar musala.
Dari tingkah mereka terkesan, massa ini tengah mencari sosok orang tertentu.
Baca juga: Berita Madura Terpopuler Hari ini, 21 Rumah Warga Pamekasan Rusak hingga Sanksi Askab PSSI Sampang
Baca juga: ASN Kabupaten Malang Dilarang Cuti Mulai 31 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021, 8 Pengajuan Ditolak
Di antara mereka ada yang nyelonong ke dalam Musala Almutaqim masih dengan sandal yang mereka pakai
Rekaman kamera pengawas ini diambil pada Sabtu (26/12/2020) pukul 22.25 WIB.
“Saat itu saya tidur, kemudian dibangunkan anak saya. Saya sempat menghardik para pelaku,” ucap Budianto pemilik musala ini.
Dari keterangan polisi yang berjaga, massa yang berjumlah sangat banyak itu dari komunitas pencak silat tertentu.
Budianto geram, karena dari rekaman kamera pengawas mereka masuk musala tanpa melepas alas kaki.
Bahkan ada bagian yang tidak terekam kamera, gerombolan ini mengacak-acak bagian depan musala.
“Jumlahnya sangat banyak, andai anak saya waktu itu keluar ke kamar mandi, mungkin bisa jadi korban,” ungkap Budianto.
Massa juga menyebabkan warga sekitar ketakutan.
Sebab mereka tidak memakai masker, sementara Tulungagung masuk zona merah pandemi virus corona.
Dampak dari kejadian itu anak-anak ngaji di musala ini masih diliburkan.
“Warga merasa lingkungan mereka sudah tercemar virus, karena mereka semuanya melanggar protokol kesehatan,” ujar Budianto.
Keesokan harinya, Minggu (27/12/2020) Budianto membuat pengaduan ke Polres Tulungagung.
Ia berharap polisi tidak ragu-ragu untuk mengusut kasus ini.
Dalam aduannya, Budianto menyebut apa yang dilakukan gerombolan itu sudah menistakan agama.
Namun Budianto juga menekankan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan massa.
“Polisi harus tegas, karena polisi adalah alat negara untuk melindungi masyarakat. Polisi jangan ragu-ragu,” tegasnya.
Sebenarnya Budianto menunggu hingga Minggu sore, dan berharap ada permohonan maaf dari pelaku.
Setelah ia membuat laporan, paguyuban perguruan silat Kecamatan Campurdarat bersilaturahmi pada Senin (28/12/2020) malam.
Mereka juga sempat melakukan gotong royong membersihkan musala.
Namun Budi berharap penegakkan hukum tetap berjalan.
Wakapolsek Campurdarat, Iptu Anwari membernarkan kejadian tersebut.
Kejadian bermula saat saat ada konvoi anggota sebuah perguruan silat.
Saat di sekitar musala, mereka mengaku melihat anggota perguruan silat lain yang melambaikan tangannya.
“Sikap ini dianggap memprovokasi, sehingga mereka melakukan pengejaran,” terang Anwari.
Saat melakukan pengejaran itulah, di antara mereka ada yang masuk musala tanpa melepas alas kaki.
Setelah kejadian itu, Anwari mengaku telah mengumpulkan seluruh perguruan silat di Kecamatan Campurdarat.
Mereka telah melakukan kerja bakti, dan pelaku sudah minta maaf.
“Masalah ini di antara perguruan silat sudah kami anggap selesai. Tetapi terkait pelaporan yang masuk, dicabut atau tidak itu hak beliau,” pungkas Anwari. (David Yohanes)