Berita Terpopuler
BERITA MADURA TERPOPULER: Sumur Bor PDAM Sampang Diprotes Warga - Insiden Mobil Bergoyang di Pasar
Berita Madura terpopuler hari ini dibuka dengan aksi protes warga terhadap pengeboran sumur di Sampang.
Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Sejumlah berita menarik di empat kabupaten di Madura ( Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep ) terangkum dalam Berita Madura terpopuler.
Edisi Sabtu 23 Januari 2021, Berita Madura terpopuler hari ini dibuka dengan aksi protes warga terhadap pengeboran sumur di Sampang.
Warga menolak adanya pengeboran sumur PDAM Sampang karena dinilai dapat merugikan mereka.
Selanjutnya, para Keluarga Penerima Manfaat di Pamekasan dibolehkan merobek stiker Pra Sejahtera.
Namun, syaratnya, mereka yang merobek stiker Pra Sejahtera, tidak lagi menerima bantuan.
Insiden mobil bergoyang menutup Berita Madura terpopuler hari ini.
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam ini, Elsa Nyaris Mengaku pada Andin Dialah Pembunuh Roy yang Sebenarnya
Baca juga: 20 Kelompok Pembudidaya Ikan di Sampang Madura Dapat Bantuan Peningkatan Modal Tahun Ini
Baca juga: 10 Kriteria Skill yang Dicari Perusahaan Tahun 2021, Job Seeker Loker Wajib Punya Hal Berikut
Saat itu, warga melihat ada gelagat aneh dalam mobil yang terparkir di depan Pasar Kamisan, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.
Berikut Berita Madura terpopuler hari ini yang dirangkum TribunMadura.com :
1. Program Sumur Bor PDAM Sampang Ditolak Warga

Program pengeboran sumur milik PDAM Sampang, Madura, di Jalan Mutiara, Kelurahan Banyuanyar, terkendala.
Program yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air itu mendapatkan penolakan dari warga setempat.
Warga setempat memprotes adanya pengeboran sumur karena dinilai berdampak pada pengurangan air sumur di sekitarnya.
Anggota Komisi II DPRD Sampang, Agus Husnul Yakin mengatakan, pihaknya meminta agar pihak PDAM Trunojoyo Sampang melakukan pengkajian, analisa, hingga perancangan ektra sebelum menjalankan program tersebut.
Agus Husnul Yakin menuturkan, program itu dapat diteruskan jika kajian hingga rancangan sudah diketahui hasilnya berdampak baik.
Sebaliknya, ia meminta PDAM Trunojoyo Sampang menghentikan program itu jika dinilai kurang baik.
"Informasi yang kami himpun adalah dampak terhadap sumur di sekitar pengeboran yang mengalami penurunan," kata dia, Jumat (22/1/2021).
"Kalau ini memang berdampak kurang baik ya sudah jangan diteruskan," ujarnya.
Dengan adanya program itu, ia menilai terdapat dua sisi, di mana di satu sisi akan membantu kebutuhan dan pelayanan air minum.
Sedangkan, di sisi lain akan berdampak pada kenyamanan masyarakat setempat yang sebelumnya nyaman dengan keadaan sumurnya masing-masing.
Sehingga, Agus Husnul Yakin berharap ada solusi kongkrit dari semua pemangku kebijakan agar tidak ada yang dirugikan.
"Agar tidak ada yang dirugikan atas program sumur bor ini harus ada solusi" tegasnya.
Sementara, Dirut PDAM Trunojoyo Sampang Dani Darmawan menyampaikan, jika sebelumnya pihaknya sudah melakukan upaya dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan pihak terkait lainnya.
Namun, pihaknya tidak akan berhenti disini karena persoalan tersebut merupakan tanggungjawabnya untuk mencari jalan keluar.
"Lokasi itu sangat berpotensi, kami berharap bisa dilanjutkan dan mudah-mudahan ada solusi dan titik temu," pungkasnya.
2. Keluarga Penerima Manfaat di Pamekasan Boleh Sobek Stiker Pra Sejahtera, Asalkan Tidak Menerima PKH
Keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Pamekasan, Madura diperbolehkan menyobek stiker atau labelisasi yang bertuliskan 'Keluarga Pra Sejahtera' yang sudah tertempel di rumah masing-masing KPM.
Syaratnya, asal sudah tidak lagi menjadi penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima bantuan sosial sembako.
Koordinator Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Pamekasan, Hanafi mengatakan, KPM yang sudah tidak lagi menerima PKH dan bansos sembako, diperbolehkan menyobek stiker yang bertuliskan 'Keluarga Pra Sejahtera' yang sudah terlanjur ditempel oleh Pemkab Pamekasan.
Ia mengaku tidak mungkin melarang dan menghalangi bila KPM ingin menyobek stiker tersebut, karena memang ada sebagian KPM di Kabupaten Pamekasan yang sudah tidak lagi menerima bantuan PKH dan bansos sembako.
"Misal konfirmasi dari pusat, KPM yang bersangkutan tidak tercover dapat bantuan atau berdasarkan SK sudah tidak dapat bantuan apa lagi, ya diperkenankan untuk disobek," kata Hanafi kepada TribunMadura.com, Jumat (22/1/2021).
"Wong tidak menerima bantuan apa pun kok dilabeli stiker, pasti mereka (KPM) protes kan," tambahnya.
Hanafi menegaskan, penyebab sebagian KPM yang dikeluarkan sebagai penerima program PKH dan bansos sembako bukan disebabkan karena adanya labelisasi stiker keluarga pra sejahtera.
Melainkan, murni berdasarkan data pengurangan jatah penerima PKH dan bansos sembako dari pusat karena dinilai sebagai keluarga yang sudah mampu.
"Karena banyak rumor, setelah dilakukan labelisasi banyak yang dikeluarkan sebagai penerima bansos sembako dan PKH. Sebenarnya bukan karena itu, tapi murni data dari pusat," bebernya.
Menurut Hanafi, sejumlah rumah KPM di Pamekasan yang ditempeli stiker sebagai keluarga pra sejahtera berdasarkan data bayar penerimaan bantuan pada Desember 2020.
Kata dia, bila di data penerima PKH dan bansos sembako pada Januari 2021 ternyata ada yang sudah dikeluarkan, pihaknya belum memonitor lebih lanjut.
Namun ia memastikan, sejumlah nama KPM yang dikeluarkan sebagai penerima PKH dan bansos sembako, surat keputusannya (SK) sudah dikirim ke berbagai desa di Pamekasan.
"Suratnya sudah kami kirim ke desa-desa perihal berapa KPM yang dikeluarkan sebagai penerima bantuan, berdasarkan surat tindak lanjut dari Sekda, bahwa itu memang ada feedback hasil keputusan penerima bantuan dari pusat," tutupnya.
3. Insiden Mobil Bergoyang
Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Sampang, Madura diduga melakukan perbuatan mesum dengan selingkuhannya.
Parahnya, Oknum ASN berinisial IR bersama selingkuhannya T, melakukannya di dalam mobil yang terparkir di depan Pasar Kamisan, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.
Sehingga, nyaris diamuk massa sebab, pada saat keduanya berbuat hal yang tak senonoh, kondisi pasar dalam keadaan ramai.
Kapolsek Ketapang, AKP Akhmad Rahmatullah Dwi Nugroho mengatakan, perbuatan mereka diketahui oleh warga, bermula saat ada dua unit mobil jenis Luxio warna hitam dan CRV putih memarkir di depan pasa sapi (Kamisan) (21/1/2021), skeitar 17.00 WIB.
Namun, tidak lama kemudian mobil Luxio hitam itu bergoyang-goyang sehingga, dengan rasa curiga warga menghampiri dan keduanya diduga berbuat mesum.
Mengetahui hal itu, warga yang berada di lokasi langsung melaporkan ke Polsek Ketapang.
"IR merupakan ASN yang bekerja di salah satu Klinik di Sampang asal Desa Tobai Timur dan ia sudah bersuami yang saat ini bekerja di salah satu RS di Pamekasan," ujarnya kepada TribunMadura.com, Jumat (22/1/2021).
Ia menambahkan, sedangkan T merupakan warga Kabupaten Malang tapi tunggal di Kecamatan Banyuates yang kesehariannya bekerja sebagai wiraswasta.
"T juga sudah memiliki keluarga, namun istrinya tinggal di Malang," tuturnya.
Lebih lanjut, AKP Akhmad Rahmatullah Dwi Nugroho menyampaikan, jika keduanya saat ini sedang diproses di Mapolsek Ketapang.
"Saat ini keduanya sedang diproses," pungkasnya.