Berita Internasional
Dititipi Pasien, Nakes Suntikkan 5 Dosis Vaksin Covid-19 Sekaligus, Kondisi Terkuak: Beberapa Menit
Kesalahan tersebut diketahui baru terdeteksi beberapa menit setelah petugas RS menerima suntikan vaksin Covid-19.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Aqwamit Torik
Penulis: Ani Susanti | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM - Seorang nakes keliru suntikkan lima dosis vaksin Covid-19 ke satu orang.
Kecelakaan suntikan vaksin Covid-19 itu berawal dari sang nakes yang dititipi pasien oleh temannya.
Kondisi penerima lima dosis vaksin Covid-19 itu pun terkuak.

Peristiwa ini terjadi di Singapura baru-baru ini.
Lima dosis vaksin Covid-19 disuntikkan sekaligus dalam satu waktu ke seorang penerima vaksin.
Kejadian itu diketahui terjadi pada 14 Januari lalu, di rumah sakit mata di Singapura yang bernama Singapore National Eye Centre (SNEC).
• Jumlah Kematian Lebih Besar, 2 Prediksi Suram Bill Gates seusai Pandemi Covid-19, Ada Ulah Manusia
Kesalahan fatal tersebut dipicu oleh human error atau kesalahan manusia akibat adanya kesalahan komunikasi dari pihak tenaga kesehatan pemberi vaksin atau vaksinator.
Dikutip dari channelnewsasia.com, hal itu diungkapkan oleh pihak SNEC, pada Sabtu (6/2/2021).
Berdasarkan hasil investagsi yang dilakukan, kecelakaan itu terjadi saat seorang vaksinator menitipkan pasien kepada rekannya karena ada panggilan tugas mendadak.
"Staff (nakes) yang bertanggung jawab untuk memberi vaksin dipanggil untuk segera menghadiri acara lain saat menyiapkan vaksin, lalu seorang staff penggantinya keliru mengira vaksin yang ada di botol sudah siap untuk digunakan langsung ke pasien," ujar pihak SNEC, dikutip TribunMadura.com dari TribunWow.
• Ahli Ungkap 9 Gejala Baru Covid-19, Waspadai Muntah dan Diare
Menyusul kejadian itu, SNEC telah melakukan evaluasi terhadap seluruh proses internal mereka untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Direktur medis SNEC, Profesor Wong Tien Yin menyampaikan permohonan maafnya atas kejadian tersebut.
"SNEC menanggapi serius atas terjadinya kecelakaan ini. Keselamatan para penerima vaksin selama proses vaksinasi staff kami adalah prioritas utama kami. Kami mohon maaf atas terjadinya insiden ini," ujar Profesor Wong.
• E484K, Mutasi dari Varian Baru Covid-19, Ahli Kuak Kekebalan Terhadap Vaksin: Mungkin Infeksi Ulang
Permohonan maaf juga disampaikan kepada staff yang bersangkutan dan keluarganya.
"Kami akan terus memonitor kondisi kesehatan staff (penerima 5 dosis vaksin Covid-19) dan memberikan perawatan yang diperlukan," jelas Profesor Wong.
Sedangkan, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, berdasarkan hasil uji klinis, belum ada efek samping akibat menerima suntikan Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech lebih dari dosis yang direkomendasikan.
Pihak SNEC menyampaikan, staff mereka yang menerima 5 dosis suntikan sekaligus berada dalam kondisi yang baik dan dijadwalkan akan menerima suntikan vaksin tahap kedua.
Kondisi Si Pasien
Kesalahan tersebut diketahui baru terdeteksi beberapa menit setelah petugas RS menerima suntikan vaksin.
Vaksin yang digunakan diketahui merupakan vaksin jenis Pfizer-BioNTech.
"Kesalahan berhasil diketahui beberapa menit seusai staf yang menerima vaksinasi sedang beristirahat di ruang tunggu," ujar pihak SNEC dalam sebuah pres rilis.
Tindakan cepat langsung diambil, dimana dokter senior segera memeriksa penerima vaksin yang bersangkutan.
"Dokter senior segera diberitahu dan petugas yang bersangkutan diperiksa, hasil pemeriksaan menunjukkan yang bersangkutan baik-baik saja tanpa efek samping," jelas pihak SNEC.
• AWAS Vaksin Covid-19 Palsu, Garam, di China 3000 Dosis Nyaris Diekspor, Kasus Juga Ada di Inggris
Meskipun demikian, staff yang bersangkutan kemudian dipantau di Rumah Sakit Umum Singapura atau Singapore General Hospital (SGH).
Dua hari setelah dipantau di RS, staff tersebut diperbolehkan untuk pulang.
Akibat peristiwa itu, program vaksinasi yang dilakukan di SNEC segera dihentikan.
Sisa staff yang belum menerima vaksinasi akhirnya menerima suntik vaksin di SGH.

Singapura Identifikasi Kasus Pertama Infeksi Ulang Covid-19
Sementara itu kasus infeksi ulang Covid-19 dilaporkan untuk pertama kali di Singapura.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengumumkan pada Sabtu malam (6/2/2021) bahwa seorang pekerja asing yang tinggal di asrama diidentifikasi sebagai kasus infeksi ulang tersebut.
Pekerja berusia 28 tahun itu pertama sekali terinfeksi virus Corona pada 12 April 2020 lalu.
Dia kemudian sembuh dan konsisten selalu negatif Covid-19 sejak bulan Juni 2020.
Namun pada pemeriksaan rutin 2 minggu lalu tepatnya pada 25 Januari, pekerja dari Bangladesh itu positif Covid-19.
Dia mengeluh tidak sehat pada 22-23 Januari dan tanpa gejala.
Yang bersangkutan segera diisolasi. Hasil tes yang dilakukan berulang-ulang berikutnya menunjukan hasil yang sama yakni positif virus yang berasal dari kota Wuhan, China itu.
MOH mengkaji dengan tim epideomolog mengidentifikasi kasus ini sangat besar sekali kemungkinan sebagai kasus infeksi ulang Covid-19.
Disebutkan juga bahwa virus Corona yang ditemukan pada pekerja ini sangat berbeda secara genetik dengan ketika pertama sekali dia terinfeksi.
Ini mengindikasikan infeksi Covid-19 jenis baru.
• 17 Kriteria yang Tak Bisa Terima Vaksin Sinovac, Punya Penyakit Ginjal dan Paru-paru Termasuk
Seperti diketahui, pekerja asing dari asrama menjadi mayoritas besar kasus Covid-19 di Singapura yaitu sebesar 90 persen kasus.
Penularan di puluhan asrama pekerja ini meledak April tahun lalu.
Diperlukan hampir empat bulan untuk mengendalikan penyebaran di asrama.
Adapun penyebaran virus Covid-19 di Singapura saat ini sangat terkendali.
Total tercatat 59.699 kasus Covid-19 di mana 59.405 atau 99,5 persen telah sembuh total.
• PERHATIKAN Cara Rawat Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri, Abaikan 6 Hal Penting Bisa Fatal: Selalu
Kasus harian didominasi oleh kasus impor dari negara lain yang berada pada rentang 20-30 kasus.
Kasus infeksi di masyarakat dan asrama konsisten hanya 1-2 kasus per hari. Hanya 39 pasien atau 0,07 persen yang masih dirawat di rumah sakit.
Sebanyak 202 orang pasien atau 0,34 persen menjalani isolasi atau pemulihan.
Adapun jumlah yang meninggal tetap menjadi salah satu yang terendah di dunia yaitu 29 pasien atau 0,05 persen.
Singapura saat ini telah berada pada fase new normal sejak 28 Desember lalu di mana roda kehidupan dan perekonomian sehari-hari telah stabil kembali.
(TribunMadura.com/Ani Susanti - TribunWow/Anung Aulia Malik - Kompas.com/Ericssen)