Berita Pamekasan

Akibat Salah Pergaulan, Pelajar SMP Setubuhi Siswi PAUD di Belakang Sekolah, Kelinci Jadi Modusnya

Pelajar SMP menyetubuhi anak Paud berusia 4 tahun bernama Mawar (nama samaran) asal Kabupaten Pamekasan, Madura.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
dhakatribune.com
Ilustrasi - Pelajar SMP setubuhi siswi PAUD 

Bahkan, tetangga yang tinggal sekampung dengan pelaku, kini mengaku khawatir anak perempuannya pernah mendapat perlakuan pencabulan yang sama dari pelaku.

Umi memastikan, pelaku tidak memiliki kelainan seksual.

Menurut dia, kemungkinan pelaku melakukan pencabulan itu terhadap korban, karena terpengaruh pergaulan sosial dan bebasnya memegang gawai.

Ditinggal Pergi, Rumah Guru Mts di Gresik Diobok-Obok Maling, Perhiasan dan Uang Tunai Korban Raib

Pengecekan Surat Keterangan Bebas Covid-19 di Malang, Wisatawan Diharap Lengkapi Syarat Bepergian

"Pengaruhnya itu bisa dari Hp, karena sekarang kan banyak sekolah yang menerapkan daring, sehingga banyak anak bisa mengakses informasi negatif tanpa pengawasan orang tua," bebernya.

"Kadang apa yang mereka lihat akan mereka contoh. Sehingga mereka timbul naluri dan rangsangan ingin mencoba seperti apa yang mereka lihat," duganya.

Umi mengimbau kepada para orang tua di Pamekasan agar selalu waspada menjaga anak-anaknya dalam bergaul dan bermain dengan siapa pun.

Menurut dia, untuk mencegah terjadinya kasus pencabulan dan kekerasan seksual anak, diperlukan pengawasan intens dari orang tua.

Saran dia, sejak dini, sebisa mungkin anak-anak sudah diajarkan tentang pendidikan seksual dan pembetukan karakter.

Harapannya, melalui cara itu, anak-anak bisa mengerti perihal perbuatan apa yang boleh dilakukan dan dilarang oleh agama serta hukum.

"Di pedesaan kadang banyak anak-anak bermain dengan anak tetangga tanpa ada rasa curiga apa pun akan terjadi sesuatu,"

"Jadi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, perlu ada pengawasan instens dari orang tua," pesannya.

Tak hanya itu, Umi juga meminta kepada semua lembaga pendidikan yang ada di Pamekasan, bila sekolah sudah tidak ada kegiatan belajar, alangkah baiknya pintu pagarnya dikunci.

Sehingga, tidak sembarangan orang bisa bebas masuk ke dalam sekolah yang sudah sepi.

"Lembaga pendidikan juga harus punya tanggung jawab. Sekolah itu kalau misal tidak ada proses belajar mengajar ya dikunci,"

"Kan pasti ada bagian penjaganya, jangan dibiarkan terbuka sehingga tidak semua orang bisa masuk dengan bebas," imbaunya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved