Berita Tuban
Borong Ratusan Mobil Mewah, Warga Satu Desa Miliarder di Tuban Masih Antre Pesan Unit Mobil Lain
Dealer Auto 2000 membenarkan adanya ratusan mobil yang dibeli warga satu Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Penulis: Mohammad Sudarsono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Mochamad Sudarsono | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, TUBAN - Dealer Auto 2000 membenarkan adanya ratusan mobil yang dibeli warga satu Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Branch Manager Auto 2000 Tuban, Arie Soerjono mengatakan, mulai pencairan April 2020 hingga kini, sudah ada sekitar 130 unit mobil yang terjual.
Arie Soerjono menyebut, 130 unit mobil itu dibeli langsung oleh warga Desa Sumurgeneng secara tunai.
Baca juga: Kisah Miliarder Baru Warga Satu Desa di Tuban, Ada yang Dapat Rp 18 M usai Jual 2,7 Hektar Tanah
Baca juga: Aksi Warga Satu Desa di Tuban Beli Ratusan Mobil Baru Picu Kekhawatiran, Buat untuk Usaha Sedikit
Baca juga: Sok Jagoan di Jalanan, Lima Anggota Gangster Sidoarjo Ciut di Hadapan Polisi, Ulahnya Resahkan Warga
Kata dia, pembelian mobil dilakukan secara bertahap, tidak langsung dalam satu waktu.
Adapun untuk merek yang terjual, yaitu innova, rush, fortuner dan berbagai merk lainnya.
Bahkan, ada mobil yang masih dalam pesanan sejumlah kurang lebih 10 unit.
"Ada yang masih pesan juga, seperti Fortuner itu kan harus pesan dulu sekitar 2-3 bulan, setelah ada kemudian kita antar," ujarnya dikonfirmasi, Rabu (17/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk mobil yang dibeli warga tidak semua Toyota, sehingga di luar itu bisa dibeli di tempat lain.
Menanggapi mobil Toyota dari dealer luar Tuban yang menjual ke warga Desa Sumurgeneng, Arie menyatakan semua ada regulasinya.
Misal, dealer toyota luar Tuban targetnya penjualan 40 mobil, maka 10 persennya yaitu 4 unit boleh dijual ke luar.
Baca juga: Sumber Uang Warga Satu Desa di Tuban Buat Beli Ratusan Mobil Baru Terungkap, Bak Dapat Harta Karun
Baca juga: Dua Kecamatan di Sampang Masuk Katagori Terburuk dalam Lomba Inovasi Pelayanan Publik PWI Sampang
"Baru tahun ini melakukan pembatasan wilayah, jadi dealer luar boleh menjual ke daerah lain namun dibatasi," ujarnya.
Masih kata Arie, untuk penjualan unit mobil terbilang mencapai target di 2020, karena targetnya per bulan 40 unit, jika dikalikan 12 bulan maka 480 unit.
Umumnya daerah lain penjualan menurun karena pandemi covid-19, pihaknya tertolong oleh warga sekitar kilang yang menjual tanahnya.
Bahkan, di 2021 ini target penjualan dinaikkan 5 menjadi 45 unit.
"Penjualan tahun 2020 mencapai target, 500 unit mobil terjual. Tahun ini penjualan naik menjadi 45 unit per bulan," kata dia.
"Namun tetap menyesuaikan. Jika normal sebelum pandemi target bisa 75 unit lebih per bulannya," pungkasnya.(nok)
Viral di Media Sosial

Sebelumnya, Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, ramai dibicarakan publik di media sosial.
Itu setelah warga Desa Sumurgeneng dikabarkan kompak membeli mobil baru dalam tenggang waktu tak lama.
Tak tanggung-tanggung, warga Desa Sumurgeneng membeli mobil baru dengan jumlah ratusan unit.
Terbaru, dari rekaman video pendek yang beredar, belasan mobil datang secara bersamaan di desa tersebut.
Mobil-mobil baru itu tampak yang diangkut menggunakan truk towing.
Bahkan, pengiriman mobil mendapat pengawalan dari kepolisian.
"Benar terkait warga ramai-ramai beli mobil baru," kata Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto, Selasa (16/2/2021).
"Kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya," sambung dia.
Dia menjelaskan, warga yang membeli mobil itu karena telah mendapat hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.
Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil, yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Hingga kini mulai sejak warga mendapat pencairan dari penjualan tanah, sudah ada ratusan warga yang membeli mobil.
Bahkan, satu orang ada yang memiliki 2-3 mobil baru.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," bebernya.
Kades pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.
Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar. Ada juga warga Surabaya yang memiliki lahan di sini mendapat Rp 38 miliar.
Sebab, Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di sini.
Di Desanya sendiri terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK.
"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga," pungkasnya.