Pembunuhan Siswa SD Pamekasan
Fakta-Fakta Pembunuhan Siswa SD di Pamekasan, Tewas saat Tertidur hingga Ditebas Pedang Samurai
Bocah siswa SD di Pamekasan meninggal dunia akibat ditebas menggunakan pedang samurai sepanjang 108 cm oleh UA (20) warga Kabupaten Sumenep.
Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - AAT (9) tewas bersimbah darah di dalam kamar rumahnya Desa Taraban, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Minggu (7/3/2021) malam.
Bocah siswa SD itu meninggal dunia akibat ditebas menggunakan pedang samurai sepanjang 108 cm oleh UA (20) warga Kabupaten Sumenep.
Mirisnya, aksi pembunuhan siswa sekolah itu dilakukan tersangka dipicu karena pelaku dendam dan sakit hati terhadap ayah korban.
Berikut fakta-fakta kasus pembunuhan siswa SD di Pamekasan yang dirangkum TribunMadura.com :
Baca juga: Identitas Pria yang Jatuh dari Lantai 2 Tunjungan Plaza Surabaya Masih Ditelusuri, Diduga Bunuh Diri
Baca juga: Kronologi Anak Guru Ngaji di Pamekasan Tewas Ditebas Pakai Pedang, Pembunuhan Siswa SD Dipicu Dendam
1. Dibunuh saat Tidur
Siswa SD tersebut dibunuh saat sedang tidur di dalam kamarnya.
Kassubag Humas Polres Pamekasan, AKP Nining Dyah menjelaskan, malam itu, pelaku datang secara tiba-tiba dan langsung masuk ke rumah korban sembari membawa sebilah pedang.
Saat pelaku hendak masuk ke dalam kamar korban, kedua orang tua korban sedang berada di ruang tamu rumahnya.
Karena ketakutan melihat pelaku yang seketika masuk sembari membawa pedang, akhirnya ayah korban (Karimullah) keluar rumahnya untuk memberitahu kepada Sekretaris Desa setempat.
Sementara, Ibu Korban (Kuntari) ikut keluar rumahnya juga untuk memberitahukan kepada Bibi pelaku bahwa UA mengamuk di rumahnya dengan membawa sebilah pedang.
Tak disangka, setelah Ibu korban kembali dari rumah Bibi korban, anaknya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam kamarnya.
Malam itu, anaknya tergeletak dan bersimbah darah dengan posisi badan telungkup dan terdapat luka di bagian kepala belakangnya selebar 1 cm.
"Seketika itu Ibu korban langsung berteriak histeris minta tolong kepada para tetangga setempat," kata AKP Nining Dyah kepada TribunMadura.com, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Hanya dengan Tunjukan KTP, Masyarakat Kota Surabaya Bisa Berobat Gratis ke Tempat Layanan Kesehatan
Baca juga: BREAKING NEWS - Seorang Pria Jatuh dari Lantai 2 Tunjungan Plaza Surabaya
2. Dipicu Dendam pada Sang Ayah