Berita Tulungagung

Ngaku Polisi, Komplotan Pemeras Modus 'Open BO' di Tulungagung Libatkan Remaja Perempuan Jadi Umpan

Tiga pria asal Kabupaten Tulungagung melakukan aksi pemerasan dengan berlagak sebagai anggota polisi.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES
Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto menginterogasi tiga tersangka pemerasan, Jumat (19/3/2021). 

TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Tiga pria ditangkap Tim Khusus Macan Agung Satreskrim Polres Tulungagung.

Ketiga pria itu masing-masing, Adi Indra Guna (35), Dany Setiawan (36), dan Sujianto (44) alias Jliteng warga Kabupaten Tulungagung.

Mereka ditangkap atas kasus aksi pemerasan, dengan berlagak anggota kepolisian.

Baca juga: Takut Diciduk Polisi, Pengedar Sabu di Surabaya Simpan Narkoba Dalam Senter, Upayanya Gagal Total

Baca juga: Kronologi Penangkapan Tiga Pelajar asal Sumenep Terlibat Pencurian Motor, Pelaku Ditangkap Terpisah

Para tersangka itu menjebak korbannya dengan mengumpankan seorang perempuan yang “Open BO”.

Saat korban berkencan dengan umpan, mereka menggerebek kamar kencan dan mengintimidasi korban.

Ujung-ujungnya, mereka minta sejumlah uang, agar kasusnya tidak diteruskan.

“Kami masih memeriksa seorang perempuan yang bekerja sama dengan komplotan ini,” terang Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ardyan Yudo Setyantoro, Jumat (19/3/2021).

Menurut Yudo, perempuan dengan inisial W ini masih 16 tahun, sehingga masuk kategori anak-anak.

Karena itu pihaknya tidak mau gegabah untuk menetapkannya sebagai tersangka.

Meski demikian Yudo mengakui, W menerima uang hasil pemerasan kawanan ini.

“Statusnya masih saksi. Tapi memang dia menerima uang imbalan dari hasil pemerasan,” sambung Yudo.

Baca juga: Ratusan Sekolah SD di Sumenep Terapkan Pembelajaran Tatap Muka, Disdik Ingatkan Protokol Kesehatan

Masih menurut Yudo, W sekurangnya sudah lima kali menjadi umpan kawanan ini.

Dia sengaja diumpankan kepara korban, karena statusnya masih di bawah umur.

Secara hukum ancaman hukuman orang yang berkencan dengan anak-anak lebih berat, sehingga kawanan ini lebih bisa mengintimidasi korbannya.

“Makanya korban tidak bisa mengelak, karena yang dikencani ini masih anak-anak. Pelaku lebih punya power untuk menekan korban,” ungkap Yudo.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved