Berita Bali

Tips Memulai Gaya Hidup Minim Sampah dari Pendiri Zero Waste Indonesia Maurilla Sophianti Imron

Tips memulai gaya hidup minim sampah dari Pendiri Zero Waste Indonesia, Maurilla Sophianti Imron: Lebih kritis dalam mengonsumsi sumber daya yang ada.

Dokumen Pribadi Maurilla Sophianti Imron
Pendiri Zero Waste Indonesia, Maurilla Sophianti Imron yang menjalani gaya hidup minim sampah dan membuat perubahan terhadap lingkungan hidup. 

Reporter: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, BALI - Gerakan zero waste adalah suatu upaya konservasi sumber daya yang melibatkan produksi, konsumsi, penggunaan kembali dan pemulihan produk hingga kemasannya.

Boleh dikatakan, zero waste adalah suatu gerakan untuk tidak menghasilkan sampah dengan cara mengurangi kebutuhan, menggunakan kembali, mendaur ulang, bahkan membuat kompos sendiri.

Alih-alih membuang sumber daya, penganut gaya hidup zero waste bertujuan untuk membuat sistem di mana semua sumber daya dapat dikembalikan sepenuhnya ke alam.

Maurilla Sophianti Imron menjadi salah satu penganut gaya hidup zero waste sejak akhir tahun 2017.

Wanita yang akrab disapa Mauril ini merupakan Pendiri Zero Waste Indonesia (ZWID), yang lebih dulu sadar akan pentingnya hidup tanpa sampah setelah melihat sebuah video documentary dari seorang diver (penyelam) di Nusa Penida, Bali.

“Awal mulanya kalau dihitung kembali, belum lama-lama banget, ya. Banyak organisasi-oorganisasi lain yang membahas tentang lingkungan. Di tahun 2017 akhir merupakan pengalaman pribadi yang lumayan tergelitik dengan apa yang sedang terjadi di bumi. Awalnya melihat documentary dari seorang diver (penyelam) di Nusa Penida,” kata Maurilla Sophianti Imron, Senin (5/4/2021).

Jika mendengar Nusa Penida, sebagian besar orang tentu membayangkan pemandangan yang indah dengan gulungan ombak menyentuh pasir putih membuat wisatawan betah berlama-lama di sana.

Ditambah lagi, Nusa Penida sangat kaya dengan spot-spot dive.

Sambil menyelam, wisatawan bisa berkenalan dengan satwa laut endemik Nusa Penida, yaitu ikan pari yang kerap disebut sebagai manta.

Namun, Maurilla Sophianti Imron justru lebih banyak melihat lautan sampah plastik dalam video documentraty tersebut.

“Jadi, dia (penyelam) merekam sebuah video yang berisi kehidupan di bawah laut. Jika, kita berpikir tentang Nusa Penida, Bali. Kita memikirkan tentang biota laut yang indah dan cantik, ikan-ikan hias. Namun, isinya itu sampah plastik di mana-mana.

Tidak hanya sampah kresek, tetapi juga plastik sisa konsumsi kita. Seperti jajanan, deterjen, botol dan lain-lain. Itu benar-benar nyata di depan mata,” jelas wanita lulusan Inholland University of Applied Sciences jurusan administrasi bisnis itu.

Di saat yang bersamaan Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved