Ketua KPW Firman Syah Ali Soroti Sering Munculnya Pernyataan Personal Pengurus MUI, Beri Saran Ini
Ketua Komisi Pemberantasan Wahabi menyoroti pernyataan sikap personal pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kerap mengatasnamakan organisasi.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Pipin Tri Anjani
Reporter: Kuswanto Ferdian I Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Ketua Komisi Pemberantasan Wahabi (KPW), Firman Syah Ali menyoroti pernyataan sikap personal pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kerap mengatasnamakan organisasi.
Ia menilai selama ini, nama MUI sering digunakan untuk ugal-ugalan oleh oknum pengurusnya dengan membuat pernyataan pro radikalis.
Menurut dia, seringnya pelontaran pernyataan itu seolah-olah resmi dari ormas MUI.
Padahal, pernyataan itu hanyalah statment personal salah satu oknum pengurus.
"Media massa secara tidak langsung juga turut terlibat dalam aksi ugal-ugalan tersebut dengan cara menulis pernyataan personal sebagai pernyataan MUI, dan itu ditulis dalam judul berita," kata Firman Syah Ali kepada TribunMadura.com, Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: Antisipasi Pembatasan Mudik, Polres Pamekasan Gelar Latihan Pra Operasi Keselamatan Semeru 2021
Baca juga: Optimistis Gresik Zona Hijau, Polsek Wringinanom Bagikan Masker di Wilayah Perbatasan Gresik
Pria yang akrab disapa Cak Firman ini mencontohkan, pada periode kepengurusan MUI yang lalu, sering muncul salah seorang Wasekjen MUI yang bernama Tengku Zulkarnaen (Ayah Naen) yang membuat statemen dan oleh wartawan ditulis sebagai statemen MUI.
Menurut dia, statemen-statemen Tengku Zulkarnaen Cs tersebut membuat MUI tampil sebagai Parpol yang mengurusi politik praktis pragmatis.
Selain itu, juga terkesan tampil sangar dan intoleran, anti kemajemukan.
"Hal ini sangat tidak baik untuk perjalanan organisasi pengkooptasi ulama ciptaan Orde Baru tersebut," ujarnya.
Kata Cak Firman, kini Tengku Zulkarnaen dan kawan-kawannya berhasil dikeluarkan dari MUI.
Sehingga tidak bisa lagi ugal-ugalan merilis statemen yang seolah-olah atas nama MUI.
Baca juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka, TNI-Polri Pantau Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah Gresik
Menurut dia, MUI sudah didominasi oleh banyak ulama moderat dan toleran.
Namun tetap saja muncul oknum-oknum baru yang sering merilis pernyataan personal seolah-olah sebagai pernyataan resmi MUI.
Terkait seringnya nama MUI dijadikan alat ugal-ugalan di media, Cak Firman meminta dengan hormat kepada pewarta untuk bisa membedakan pendapat oknum MUI dengan pendapat pribadi salah seorang atau beberapa pengurus MUI.
"Kalau itu hanya pernyataan personal, tidak usah judul berita ditulis sebagai pernyataan MUI. Pernyataan resmi MUI itu merupakan hasil rapat, disampaikan secara tertulis oleh Ketum dan Sekjen secara tertulis dan ditandatangani," bebernya.
Cak Firman juga berharap agar pewarta bisa membedakan itu.