Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Bupati Sumenep Achmad Fauzi: Prioritas Utama adalah Membangun SDM Lebih Andal
Wawancara Ekslusif Bersama Bupati Sumenep, Achmad Fauzi yang bertajuk Kisah Unik Dasi Miring Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Kamis (15/4/2021).
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Elma Gloria Stevani
Baik infrastruktur, pelayanan, tenaga kesehatan dan lainnya. Sehingga disparitas itu akan berkurang lambat laun. Segala sesuatu tidak bisa secara instan.
Tanya: Bapak Bupati Sumenep ini dikarunai dari yang kuasa mengenai sumber daya alam minyak dan gas, apa manfaat buat Masyarakat kabupaten Sumenep dan seberapa besar?
Jawab: Secara implisit seberapa besar keberadaan migas di Sumenep, tentu ada beberapa aturan perundang undangan dalam hal tatanan pembagian dana bagi hasil migas.
Itu bagi kami kalau dikatakan ada manfaatnya, memang pasti ada manfaatnya.
Itu ada BBH yang didapatkan dari pemerintah daerah, walaupun secara aturan UU dana bagi hasil migas paling besar itu sumbangsihnya pada pemerintah pusat. Tetapi pada dasarnya dari pemerintah pusat dikembalikan berupa anggaran dalam setiap tahun pada pemerintah daerah.
Disitu juga ada CSR yang bermanfaat bagi masyarakat, dalam adanya ekplorasi itu tentu ada aspek sosial yang harus diperhatikan perusahaan eksplorasi dengan CSR itu membantu secara bersama demi masyarakat Sumenep.
Tanya: Kebetulan Kabupaten Sumenep ada di Pulau Madura, itu tidak ada Covid-19. Bagaimana penanganannya di Sumenep?
Jawab: Bukan tidak ada Covid-19. Di Kabupaten Sumenep ada Covid-19. Bahkan dua bulan lebih lalu kami itu disebut tertinggi saat itu, dari itu kami bekerja keras dan berusaha dengan Forpimda bagaimana setiap minggunya ada rapat evaluasi apa yang harus dilakukan.
Walaupun dalam setiap kebijakan kami itu ada yang senang dan tidak, itu kita sadari bagian dari kebijakan yang harus tetap dijalankan.
Kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masyarakat, ini sudah menjadi konsekuensi Bupati.
Namun, pada akhir dengan cara-cara itu Sumenep buktinya saat ini sudah zona hijau di Jatim.
Sebenarnya dulu masalah krusialnya apa? Masalahnya sebenarnya masyarakat itu kurang disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Dari itulah kita lakukan kebijakan operasi pada siang dan malam, walaupun nitizen banyak marah-marah pada Bupati, tapi kita cuekin saja.
Kenapa demikian, karena sesungguhnya kebijakan itu fokusnya pada kesejahteraan masyarakat. Tapi, Bupati telinganya tidak boleh tipis, artinya tetap mendengarkan saran masyarakat dengan kesabaran.
Walaupun sudah zona hijau, kami tetap imbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Sialahkan perekinomian berjalan, tetapi tetap protokol kesehatan.