Kapal Selam Nanggala Hilang
Kata Pakar soal Black Out Kapal Selam dan Temuan Tumpahan Minyak pada Kasus Kapal Selam Nanggala 402
Pakar Kelautan ITS mengungkap kondisi black out atau hilangnya kontak yang terjadi pada Kapal Selam Nanggala 402.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
"Tapi sekarang mungkin hanya 300 meter. Jika dipaksa lebih dari itu, tangki pemberatnya ini seperti diremas," terang dia.
Karena ada gaya hidrostatik dari air yang meremas kapal selam, jsampai ada oli dan cairan minyak di permukaan air, hak ini indikasi tangki pemberatnya rusak.
Jika sudah 300 meter strukturnya mulai berbunyi dan kolaps. Tangki rusak semua minyak keluar.
Semua penyebab hrus diidentifikasi. Apakah kesalahan sistem, mesin atau pengemudi.
Jika kesalahan bisa diidentifikasi nantinya bisa menetralisir masalah. Selama KRI Nanggala-402 tidak bisa kontak maka tidak bisa menetralisir masalah.
Apabila mengacu pada kecelakaan kapal asing, Kurf tenggelam di Rusia sampai dua bulan baru bisa ditangani.
Jadi kapal selama mengalami kecelakaan nuklirnya meledak.
"Sementara di Indonesia ini kasus yang pertama, saya pikir ini menjadi refleksi pemerintah. Menilai diri sendiri apa yang kurang dari (alutsista) Indonesia," ungkapnya.
"Kemungkinan pertama, prosedur operasi sudah bagus atau tidak," katanya.
"Jika mau bagus, harus dipastikan sebelum berangkat. Kalau berangkat tidak oke berarti prosedur operasi belum lengkap," tutur dia.
Saat ini, harapannya tim angkatan laut semaksimal mungkin bagaimana dengan cepat bisa menyelamatkan KRI Nanggala-402.