Kapal Selam Nanggala Hilang
Sosok Edi Siswanto, Korban KRI Nanggala-402: Dikenal Berakhlak Mulia dan Berbakti pada Orang Tua
Satu di antara korban kapal selam KRI Nanggala 402 adalah Kopda (ANM) Edi Siswanto, warga Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi Lamongan Jawa Timur.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Pipin Tri Anjani
"Pilihan seleksi itu juga karena hanya ingin mendekati orang tua yang tinggal satu - satunya, " kata kakak korban, Sukirman, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Pengertian Bintang Jalasena, Tanda Kehormatan yang Dianugerahkan pada 53 Awak KRI Nanggala-402
Apa alasan ia sampai ikut seleksi di kapal selam?
Menurut Sukirman keberadaan kapal selam hanya ada di Surabaya. Dan ketika lulus seleksi, Edi Siswanto bisa dekat menemani ibu.
"Kan kapal selam adanya di Surabaya, jadi adik saya pilih biar bisa dekat ibu," kata Sukirman yang dinas di Akmil Magelang ini.
Edi kata Sukirman, adalah adik yang tidak pernah membantah dan selalu berbagi bersama dirinya.
"Dia adik saya satu - satunya, waktu kecil ya sering mainnya dengan saya," kata Sukirman yang hanya selisih usia 8 tahun dengannya.
Dia itu, kata Sukirman, baik hati, murah senyum dan tidak pernah membantah.
Sebelum dinyatakan gugur, ia dan istri Edi tidak mempunyai firasat apapun. Saat telepon terakhir, Edi hanya mengatakan, jika akan layar. Tapi tidak tahunya terjadi musibah itu.
Baca juga: Sosok Raditaka Mardyansah, Awak KRI Nanggala-402: 2 Kali Gagal Masuk TNI hingga Jadi Tulang Punggung
Sukirman mengaku tetap berharap ada keajaiban untuk adiknya.
"Adalah harapan kecil itu. Sebab kalau dinyatakan meninggal sampai sekarang juga belum diketahui jasadnya. Jadi saya masih berharap adik saya selamat," katanya.
Sementara itu, istri korban, Nia Sri Ekawati belum bisa diajak komunikasi karena masih syok.
Ketika Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi didampingi Kapolres AKBP Miko Indrayana, Dandim 0812 Letkol Inf Sidik Wiyono bertandang ke rumah korban kapal selam Nanggala, Nia hanya bisa duduk sembari tertunduk didampingi anggota keluarga perempuan lainnya.
Dari awal menemui rombongan, tangan kiri Nia dalam genggaman erat tangan anggota keluarganya, yakni istri Sukirman tanpa bicara apapun.
Sukirman yang aktif menceritakan kisah adiknya kepada Yuhronur Efendi dan anggota Forkopimda lainnya.
Diakhir kunjungannya, Yuhronur menyerahkan tali asih kepada istri korban.
"Semoga amal ibadah korban diterima dan diberi ampunan olehNya. Sementara keluarga yang ditinggalkan sabar menghadapi ujian berat ini, " katanya.
Korban gugur sebagai pahlawan yang menjaga lautan negeri ini untuk selamanya