Berita Internasional

Oksigen Jadi Barang 'Mewah' di India, Banyak Penimbun Jual Oksigen Harga Mahal, Imbas Covid-19

Polisi kemudian menangkap penimbun oksigen di India yang akan dijual dengan harga mahal, akibat kelangkaan oksigen di India

Editor: Aqwamit Torik
Sanjay KANOJIA / AFP
Orang-orang menunggu untuk mengisi ulang tabung oksigen medis mereka untuk pasien Covid-19 di stasiun pengisian oksigen di Allahabad India pada 24 April 2021. 

Editor: Aqwamit Torik

TRIBUNMADURA.COM - India mengalami gelombang besar penularan Covid-19.

Akibatnya, stok oksigen di India menipis dan mengalami kelangkaan.

Banyak oknum yang memanfaatkan kondisi kelangkaan oksigen ini dengan menimbun oksigen tersebut.

Polisi kemudian menangkap penimbun oksigen di India yang akan dijual dengan harga mahal.

Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (28/4/2021), kepolisian New Delhi menyita lima tangki oksigen, termasuk tabung oksigen komersial berukuran besar dari dealer pasar gelap.

Baca juga: Orang Kaya di India Rela Sewa Jet Pribadi untuk Kabur dari India, Imbas Covid-19 yang Menggila

Perlu diketahui, tangki maupun tabung oksigen di India saat ini sangat penting untuk menyelamatkan orang-orang dengan kasus Covid-19 tingkat parah.

Karena banyak di antara mereka yang mengalami masalah pernafasan akut.

Polisi kota itu pun telah melakukan penggerebekan di New Delhi dan negara bagian lainnya di India terhadap pedagang yang menimbun tangki oksigen dan menjualnya secara ilegal.

Karena penimbunan ini membuat pasien Covid-19 mengalami sekarat di rumah sakit.

Pada hari Minggu lalu, polisi di negara bagian Haryana Utara menemukan lebih dari 170 tangki oksigen dalam operasi penyergapan dan menangkap seorang penjual.

Kemudian pada pekan lalu, petugas menggerebek sebuah rumah di New Delhi, di mana 48 tangki di antaranya disimpan secara ilegal oleh dealer lain.

Media di India pun menggambarkan cerita mengerikan tentang bagaimana orang-orang menggunakan becak otomatis untuk berlomba menuju rumah sakit dalam upaya mereka mencari oksigen untuk anggota keluarga yang sakit.

Sementara ratusan orang berdiri dalam antrean untuk mendapatkan perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa mereka.

Rumah sakit dan pejabat lokal pun telah meminta kepada pemerintah untuk mengirimkan bantuan.

Pada 24 April lalu, Rumah Sakit Emas Jaipur di New Delhi menuliskan cuitan dalam akun Twitter mereka bahwa lebih dari 200 nyawa dipertaruhkan jika oksigen tidak dikirimkan pada pukul 9 malam pada hari itu.

India Today menulis berita pada hari Sabtu lalu bahwa lebih dari 20 pasien Covid-19 dilaporkan meninggal di rumah sakit di tengah kelangkaan stok oksigen.

Baca juga: Feed Media Sosial di India Dipenuhi Putus Asa Akibat Covid-19 yang Melonjak Drastis, Apa yang Salah?

"Ini seperti situasi perang," kata seorang perawat di Rumah Sakit Moolchand New Delhi.

Ia menggambarkan bagaimana staf rumah sakit itu berjuang dengan persediaan oksigen yang menipis.

Perlu diketahui, kelangkaan oksigen di India ini disebabkan oleh peningkatan pesat kasus infeksi Covid-19 yang didukung masalah di bidang manufaktur dan logistik.

S D Mishra, seorang petugas pasokan oksigen di Petroleum and Explosives Safety Organization mengatakan kepada surat kabar online ThePrint bahwa ada sedikit pengawasan yang dilakukan pemerintah terkait rantai pasokan oksigen untuk rumah sakit sebelum pandemi.

Jumlah kematian di India akibat Covid-19 melonjak mencapai lebih dari 200.000 pada hari Rabu waktu setempat.

Ini menandai hari ketujuh berturut-turut lonjakan kasus dengan lebih dari 300.000 infeksi baru.

Pada hari Senin lalu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut situasi mengerikan di negara itu 'sangat memilukan'.

Karena krisis ini, pejabat pemerintah negara itu akhirnya mengatakan bahwa mereka akan segera mengimpor tanker oksigen dan generator dari Jerman, Prancis, dan Thailand.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pasar Gelap Oksigen di India Makin Menggila, Aparat Tingkatkan Operasi Penggerebekan

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved