Lora Badrud Meninggal Dunia

RKH Badruddin Mudatsir Pengasuh Ponpes Miftahul Ulum Sampang Wafat, Keponakan Mahfud MD: Sosok Tulus

Dini hari, RKH Badruddin Mudatsir Bin RKH Mudatsir Badruddin, Pengasuh Pondok Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sampang wafat, Rabu (30/6/2021)

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
istimewa
Ucapan turut berduka cita terhadap wafatnya RKH Badruddin Mudatsir Bin RKH Mudatsir Badruddin, Pengasuh Pondok Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sampang, Rabu (30/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kabar duka menyelimuti keluarga besar Pondok Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Sumber Kebun, Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.

Dini hari, RKH Badruddin Mudatsir Bin RKH Mudatsir Badruddin, Pengasuh Pondok Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sampang wafat, Rabu (30/6/2021).

Tiga hari sebelumnya, Nyai Majidah Quroisyiah, istri almarhum juga wafat.

Wafatnya menantu Rois Aam PBNU ini menyisakan kenangan mendalam bagi sejumlah tokoh.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Keponakan Mahfud MD, Firman Syah Ali.

Pria yang akrab disapa Cak Firman itu mengatakan, selama bergaul dengan almarhum semasih hidup, Lora Badrud dikenal sosok yang sangat baik.

Ia bersaksi, almarhum Lora Badrud tulus dalam bersahabat.

"Semoga semua amal ibadah beliau diterima dan semua kesalahan beliau diampuni," kata Cak Firman kepada TribunMadura.com.

Menurut Cak Firman, kenangan yang tak bisa dirinya lupakan saat berkawan dengan almarhum, ketika sependapat dalam memperdebatkan sesuatu Lora Badrud banyak berkomentar.

Namun, tatkala beda pendapat, almarhum banyak diam dan sama sekali tidak berkomentar apa pun.

"Sikap almarhum yang begitu, menandakan bahwa beliau menjaga tidak mau bertengkar," kenang Cak Firman.

Tak hanya itu, di mata Cak Firman, almarhum juga dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan kritis, namun tetap mengedepankan adab dalam berdiskusi dengan siapapun. 

Selain itu, almarhum tidak pernah menganggap lawan diskusinya sebagai musuh. 

"Diskusi ya diskusi, persahabatan ya persahabatan," bebernya.

Tak hanya itu, kata Cak Firman, suatu hari, dirinya pernah ditelepon oleh almarhum yang memberitahu bahwa Ayahnya, RKH Mudatsir Badruddin sakit.

Saat itu, almarhum mengajak Cak Firman untuk menjenguk kondisi RKH Mudatsir Badruddin yang sedang sakit.

Menurut Cak Firman, seumur hidup, dirinya belum pernah bertemu RKH Mudatsir Badruddin kecuali saat dipersilakan jenguk oleh almarhum Lora Badrud.

"Sayapun berangkat jenguk dan diberi kesempatan ngobrol agak lama dengan Kiai Mudatsir. Waktu itu Ra Badrud yang ngatur antrian tamu," ceritanya.

"Beliau juga telah atur jadwal mau mempertemukan saya dengan KH Miftahul Akhyar, waktu itu belum Rois Aam PBNU," sambungnya.

Tak berhenti disitu, bagi Cak Firman, almarhum juga dikenal sebagai pribadi yang hangat dan altruis, serta lebih memperhatikan orang lain daripada diri almarhum sendiri.

"Sejuta kenangan bersama beliau," kenang Cak Firman.

Cak Firman juga mengajak masyarakat Pamekasan agar senantiasa memanjatkan doa, semoga wabah penyakit menular Covid-19 ini segera diangkat oleh sang pencipta dan penguasa alam.

"Ra Badrud, selamat jalan. Ra Badrud, perbedaan kami dengan ajunan hanyalah masalah nomor antrian. Apalagi di zaman pandemi ini, nyawa manusia laksana arisan. Semoga arwah ajunan berkumpul dengan para kekasih Allah. Kami tak akan pernah lelah mengenang dan mendoakan ajunan," doanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved