PPKM Darurat di Surabaya
Hari Pertama PPKM Darurat di Surabaya, 137 Pelanggar Protokol Kesehatan Terjaring, Dapat Sanksi ini
Didapatkan sebanyak 137 pelanggar protokol kesehatan pada hari pertama PPKM Darurat di Surabaya.
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya bersama tim gabungan dari TNI-Polri meninjau pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Surabaya, Sabtu (3/7/2021) malam.
Dalam operasi ini, petugas gabungan berhasil menjaring 137 orang yang melanggar protokol kesehatan di Kota Surabaya.
Operasi yang dipimpin Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) nomor 15 tahun 2021, yakni tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Wilayah Jawa dan Bali.
Selain itu, operasi ini dilakukan untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Gubernur Jatim.
Dalam aturan ini, ada pembatasan jam buka yang maksimal harus tutup pukul 20.00 WIB. Selain itu, harus melalui sistem take away.
Rombongan diikuti jajaran TNI, Polri, hingga Kejaksaan. Mereka berkeliling mulai dari kawasan Surabaya selatan, pusat, timur, barat, hingga utara.
Wali kota bersama rombongan meneliti satu persatu warung hingga restauran. Apabila ada warga yang nekad nongkrong di warung akan ditindak, baik untuk pedagang maupun pembelinya.
Bahkan, ada sekelompok pemuda yang tertangkap basah sedang meminum minuman keras. "Ada beberapa yang masih buka sehingga kita lakukan pembinaan," kata Cak Eri.
"Bahkan ada satu tempat yang ada minuman kerasnya. Jadi kita pegang dan bawa (orangnya)," katanya.
Bagi para pelanggar prokes, sanksi pun menanti. Tak main-main sanksi diyakini akan membuat jera.
Pertama, para pelanggar akan diajak ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih. Tempat ini menjadi pemakaman bagi jenazah positif Covid-19 maupun yang suspect.
Mereka akan menyaksikan pemandangan petugas yang memakamkan jenazah secara prokes. Yang mana, jumlahnya semakin meningkat.
"Kita ajak tour of duty, kemana? Ke Makam Keputih. Bisa dilihat bahwa sampai 24 jam masih melakukan pemakaman jenazah. Biar dilihat sendiri, ini loh dampaknya kalau tidak jaga kesehatan," kata Cak Eri.
"Kami ajak tour of duty ke makam, naik bus yang kita sediakan. Biar melihat, ini loh perjuangan orang-orang yang menggali kubur, ini loh perjuangan nakes," katanya.
Usai dari TPU, mereka juga akan diajak ke RS rujukan Covid-19. "Banyak RS yang IGDnya ditutup karena sudah penuh. Jadi biar sadar dari hatinya," katanya.