Berita Sidoarjo
Ada SMPN 2 Sidoarjo, Ini Daftar Sekolah yang Dijadikan Shelter Isolasi Pasien Covid-19 di Sidoarjo
Sekolah SMPN 2 Sidoarjo akan digunakan sebagai shelter tempat isolasi untuk pasien Covid-19.
Penulis: M Taufik | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SIDOARJO - Pemkab Sidoarjo akan menggunakan sekolah SMPN 2 Sidoarjo sebagai shelter tempat isolasi untuk pasien Covid-19.
Rencananya, ada lima kelas di SMPN 2 Sidoarjo yang digunakan sebagai shelter tempat isolasi untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo.
Shelter ini dikhususkan bagi warga yang positif Covid-19 dengan gejala ringan, sedang, dan tanpa gejala, namun tidak memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiiri.
Di ruang-ruanng kelas itu, bangku sekolah sudah dikelurkan.
Kemudian sejumlah matras, tempat tidur dan beberapa perlengkapan lain telah ada di sana.
Baca juga: Pemkot Surabaya akan Gunakan Sekolah Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, Beroperasi Akhir Pekan ini
Selanjutnya, ruang kelas juga akan diberi sekat-sekat dan dilengkapi dengan sejumlah peralatan lain terkait penanganan pasien.
“Kami sudah kaji, kami sudah pertimbangkan jaraknya dengan rumah sakit, parkirnya seperti apa, keamanan, pelayanannya, nakes, dan sebagainya," kata Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor, Rabu (21/7/2021).
Kelas di sekolah ini yang digunakan ada dua di lantai bawah dan sebagian lain di lantai dua.
Petugas di sekolah itu pun sudah sejak beberapa waktu lalu bersih-bersih dan melakukan persiapan terkait penggunaan ruang kelas untuk shelter ini.
Rencananya, di setiap kelas itu bisa menampung 10 orang.
Pasien yang butuh isolasi mandiri tapi tidak memungkinkan isoman di rumahnya akan ditampung di shelter ini.
Selain SMPN 2 Sidoarjo, beberapa sekolah dan gedung milik Pemkab Sidoarjo lainnya juga akan difungsikan serupa.
Ada di beberapa tempat di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang bakal difungsikan sebagai shelter untuk pasien OTG yang butuh isolasi mandiri.
Sekolah itu antara lain, SMP Negeri 2 Sidoarjo, SMP Negeri 2 Taman, dan SMP Negeri 2 Porong, dan beberapa tempat lain.
Menurut Gus Muhdlor, panggilan Ahmad Muhdlor, ada beberapa alasan dalam memutuskan pemilihan gedung sekolah sebagai shelter isolasi pasien Covid-19.
Pertama karena lokasinya tidak jauh dari perkampungan sehingga bisa dijangkau dengan mudah oleh warga.
Kemudian tidak jauh dari rumah sakit. Sehingga ketika pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang di shelter tersebut kondisnya memburuk bisa langsung dirujuk ke rumah sakit.
Ternyata, ketika beberapa ruang kelas dipakai untuk shelter, aktivitas di sekolahan juga rencananya tetap berjalan. Khususnya untuk pegawai sekolah atau guru yang harus menjalankan tugas di sekolahan ketika pelajaran digelar daring.
“Para guru tetap datang ke sekolah karena butuh fasilitas wifi yang ada untuk mengajar daring. Karena kebutuhan kuota internet untuk mengajar cukup besar kalau dilakukan di rumah masing-masing,” ujar seorang guru di SMP Negeri 2 Sidoarjo.
Meskipun ruang kelas yang digunakan sebagai shelter isolasi di SMP Negeri 2 Sidoarjo berada cukup jauh dari ruang guru, mereka mengaku tetap khawatir.
Terkait ini, Gus Muhdlor menyebut bahwa penggunaan gedung sekolah sebagai shelter isolasi pasien Covid-19 sudah menjadi keputusan bersama. Termasuk pihak Dinas Pendidikan dan kepala sekolah.
“Pendidikan hari ini sudah dilakukan secara daring. Guru-gurunya WFH. Justru ini menjadi temuan baru bahwa masih ada kegiatan di sana. Saya yakin itu adalah kegiatan-kegiatan yang perlu ditertibkan lagi,” ujarnya.(ufi)