Berita Pamekasan
Mengenal Bunda Chandra Kirana, Guru yang Jadi Relawan Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Pamekasan
Chandra Kirana Nasso, guru di MAN 2 Pamekasan ini selalu hadir pada setiap ada pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Kabupaten Pamekasan.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Chandra Kirana Nasso kini menjadi pembicaraan hangat di kalangan warganet Kabupaten Pamekasan, Madura.
Perempuan yang berprofesi guru di MAN 2 Pamekasan ini selalu hadir pada setiap ada pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Kabupaten Pamekasan.
Kepada TribunMadura.com, Chandra Kirana Nasso mengaku, alasannya terlibat dalam hampir setiap pemakaman jenazah pasien Covid-19 karena rasa keprihatinannya.
Ia mengaku merasa terpanggil untuk menjadi sukarelawan pemakaman dan pemulasaraan korban dari wabah corona yang saat ini kasus kematiannya meningkat.
Perempuan yang juga tergabung dalam anggota FPRB dan FRPB tersebut tampak bahu-membahu dengan para relawan pria untuk memakamkan para jenazah.
Tak jarang ia juga ikut dalam menyemprotkan disinfektan.
Menurut perempuan yang akrab disapa Bunda Chandra ini, tidak semua orang mau menjadi relawan pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19, apalagi seorang perempuan.
Namun, bagi Bunda Chandra, dengan memegang prinsip bermanfaat untuk sesama apalagi semua masyarakat yang membutuhkan adalah kunci baginya untuk membantu.
“Saya tergabung di relawan FRPB (Forum Relawan Penanggulangan Bencana) Pamekasan. Bersinergi dengan BPBD dan Satgas Pemakaman ini murni panggilan jiwa saya," kata Bunda Chandra saat diwawancarai TribunMadura.com, Selasa (10/8/2021).
Menurut perempuan yang beralamat di Jalan H. Agus Salim gg 5 Pamekasan ini menjelaskan, sebelum turun ke lapangan bekal yang harus diperhatikan adalah sehat dulu.
Sebab, menjadi relawan pemakaman dan pemulasaraan jenazah Covid-19 bukanlah hal mudah.
Dirinya mengaku harus sehat terlebih dahulu, baru menjalankan tugas dengan penuhi protokol kesehatan ketat.
Kata perempuan Calon doktor ini, meski harus berpanas-panasan menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa hazmat, ia mengaku bangga bisa menjadi bagian relawan.
Bunda Candra Kirana yang saat ini masih menempuh program studi doktoral di Universitas Malang (UM) tetap meminta masyarakat waspada terhadap penyebaran Covid-19.