Berita Ponorogo
Baru Sepekan Dilaksanakan, PTM di Ponorogo Dihentikan dalam Waktu Dekat, Imbas Kenaikan Level PPKM
Penghentian pembelajaran tatap muka sekolah dilakukan, menyusul diterapkannya kembali PPKM Level 4 di Ponorogo.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan Tribun Madura Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah di Kabupaten Ponorogo segera dihentikan.
Penghentian pembelajaran tatap muka sekolah dilakukan, menyusul diterapkannya kembali PPKM Level 4 di Ponorogo.
Sebelumnya, pembelajaran tatap muka di Ponorogo pada semua tingkatan satuan tingkatan dibuka dengan kuota 50 persen seusai selama dua pekan Ponorogo masuk PPKM Level 3.
Pembelajaran tatap muka di Ponorogo sendiri baru saja dimulai sepekan terakhir.
Bahkan siswa di beberapa satuan pendidikan, baru masuk PTM Senin (23/8/2021) kemarin.
Baca juga: Daftar Wilayah Zona Merah di Jatim Per 24 Agustus 2021, Jawa Timur Didominasi Oranye, Sampang Kuning
Sedangkan sesuai Intruksi Mendagri nomor 35 tahun 2021 dijelaskan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh pada daerah dengan PPKM level 4.
"Saya rasa kita menyesuaikan ketentuan yang ada. Kalau diberlakukan (PPKM) level 4 teknisnya disesuaikan," kata Sekda Ponorogo, Agus Pramono, Rabu (25/8/2021)
Satgas Penanganan Covid-19 Ponorogo, mulai dari Kapolres, Dandim, hingga Agus sendiri sudah menentukan untuk melakukan pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat.
Khususnya di Jalan HOS Cokroaminoto agar kejadian kerumunan pada hari Sabtu lalu tidak terulang kembali.
Pembatasan kegiatan yang akan dilakukan disesuaikan dengan aturan pada PPKM level 4 yang bertujuan untuk menurunkan angka penularan Covid-19.
Baca juga: Kabupaten Bangkalan Terapkan PPKM Level 3, Dinas Pendidikan Siapkan Konsep Pembelajaran Tatap Muka
"Sudah dirapatkan dengan Dandim, Kapolres, dan Dinkes bagaimana agar bisa kembali turun ke level 3, salah satunya untuk memaksimalkan Isoter, dan mengantisipasi kepulangan PMI (Pekerja Migran Indonesia)," lanjutnya.
Satgas sendiri juga akan meningkatkan tracking dan tracing serta tracing untuk menekan angka penularan Covid-19.
"Kematian kasus kita tinggi dan yang kedua tracing dan testing kita masih rendah sehingga harus ditingkatkan," lanjutnya.
Tracing dan testing ini akan dimaksimalkan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) di Puskemas, Bhabinkamtibmas serta Babinsa di masing-masing desa dan kecamatan.
"Kalau cuma puskesmas yang ada di wilayah itu yang bergerak akan sulit karena menyadarkan masyarakat tidak gampang," pungkasnya.