Berita Bangkalan
Kabupaten Bangkalan Terapkan PPKM Level 3, Dinas Pendidikan Siapkan Konsep Pembelajaran Tatap Muka
Dinas Pendidikan Bangkalan tengah mempersiapkan konsep pembelajaran tatap muka yang siap dilaksanakan dalam waktu dekat.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Dinas Pendidikan Bangkalan tengah mempersiapkan konsep pembelajaran tatap muka (PTM), menyusul keputusan pemerintah memperpanjang masa PPKM Level 3 dan 4 di sejumlah daerah di Pulau Jawa-Bali mulai 24-30 Agustus 2021.
Bersama 17 kabupaten/kota di Jawa Timur, Kabupaten Bangkalan saat ini berada di PPKM Level 3.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 35 Tahun 2021, ditandatangani Mendagri Tito Karnavian pada Senin (23/8/2021).
Salah satu poin dalam PPKM Level 3 menyebutkan, pembelajaran dapat dilakukan melalui PTM terbatas bisa dilaksanakan dengan kapasitas 50 persen dari jumlah siswa dalam setiap kelas.
Kondisi ini tentu saja disambut baik seorang ibu rumah tangga, Ny Tutik Herawati (41), warga Desa/Kecamatan Socah.
Baca juga: Inilah Daftar Wilayah di Jawa Timur yang Terapkan PPKM Level 4, 3, dan 2 hingga 30 Agustus 2021
Apalagi, informasi Dinas Pendidikan Bangkalan tengah mempersiapkan konsep PTM dalam waktu dekat.
“Anak-anak sudah rindu belajar di kelas, kami selaku orang tua juga rindu dengan metode pembelajaran tatap muka di kelas,” ungkap Ny Tutik Herawati (41) kepada Surya ( grup TribunMadura.com ), Selasa (24/8/2021).
Ia mengaku, sangat prihatin dengan sistem pembelajaran secara online atau daring selama ini.
Menurut ibu dengan dua anak itu, imbas dari pembelajaran daring telah membentuk perilaku anaknya menjadi pemalas.
“Anak-anak menjadi lebih malas untuk membaca, maunya secara instan. Dengan sistem pembelajaran secara daring, mereka bukan semakin pintar tetapi semakin bodoh," ungkap dia.
"Anak-anak menjadi kurang paham karena penjelasan melalui ponsel terbatas, 5 menit selesai,” tutur Tutik.
Baca juga: BERITA MADURA TERPOPULER - Pembacokan di Depan Kantor Polisi hingga Teror Monyet Liar di Pamekasan
Sistem pembelajaran daring, lanjutnya, semakin pelik karena dirinya tidak mampu berbuat banyak untuk mengembangkan potensi anak-anaknya.
Selain karena pekerjaan sebagai ibu rumah tangga menjadi terbengkalai, ia tidak menguasai metode pembelajaran layaknya seorang guru.
“Jadinya malah menguras emosi. Saya hanya bisa menjelaskan kepada anak sebatas apa yang saya peroleh di sekolah dulu," katanya.
"Pastinya kan ada pergeseran baik secara keilmuan maupun metode pembelajarannya,” tegasnya.