Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Tiga Jenazah Santri Korban Runtuhan Ponpes Al-Khoziny Tiba di Sampang, Tangis Keluarga Pecah

Tim DVI Polda Jatim terus menyelesaikan proses identifikasi terhadap puluhan korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Januar
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
BERLANGSUNG HARU : Proses pemulangan sekaligus pemakaman santri yang menjadi korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo asal Kabupaten Sampang, Madura. Dimungkinkan korban asal Sampang bertambah, Rabu (8/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Tim DVI Polda Jatim terus menyelesaikan proses identifikasi terhadap puluhan korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Terbaru, sebanyak tiga santri terindifikasi merupakan asal Kabupaten Sampang, Madura dan dipulangkan ke kampung halamannya untuk pemakaman.

Proses pemulangan jenazah berlangsung haru. Pengawalan dilakukan langsung oleh petugas kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang dari RS Bhayangkara Surabaya menuju rumah duka.

Kepala BPBD Sampang, Fajar Arif, membenarkan bahwa ketiga korban telah tiba dan dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Mereka adalah Khoirul Mustakim Safim Tojasari (18), asal Desa Taman, Kecamatan Sreseh; Muhammad Reza Syfai Akbar (14), warga Desa Kotah, Kecamatan Jrengik; dan Syafiuddin (15), warga Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung.

"Setibanya di rumah duka, prosesi pemakaman langsung dilakukan dengan suasana haru. Salah satunya, jenazah Syafiuddin dimakamkan di Dusun Burnih Oloh, Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung," ujarnya, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, hingga 6 Oktober 2025, sudah lima santri asal Kabupaten Sampang yang dimakamkan akibat insiden tragis ambruknya bangunan musala tersebut.

Ia tidak menutup kemungkinan jumlah korban asal Sampang akan bertambah, sebab proses identifikasi masih terus berlangsung.

"Kemungkinan jenazah asal Sampang masih bisa bertambah karena saat ini masih ada 34 kantong jenazah di RS Bhayangkara Surabaya yang belum teridentifikasi," terangnya.

Tangis keluarga dan warga pecah ketika peti jenazah tiba di rumah duka. Warga desa berdatangan memberikan doa dan penghormatan terakhir bagi para santri yang dikenal tekun dan berakhlak baik di pondok.

 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved