Berita Mojokerto

Nestapa Kelompok Barongsai, Rela Turun ke Jalan untuk Ngamen Akibat Sepi Job di Tengah Pandemi

Kelima orang dari kelompok barongsai itu  manggung di depan toko, rumah makan dan rumah warga di sepanjang jalan protokol.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Mohammad Romadoni
Kelompok barongsai yang manggung ke jalanan, Selasa (28/9/2021). 

TRIBUNMADURA.COM, MOJOKERTO - Kelompok kesenian barongsai di Mojokerto mengalami kesulitan.

Sebab, mereka sepi job akibat terdampak pandemi.

Hingga akhirnya mereka rela turun ke jalan demi menyambung hidup.

Street Lion asal Jakarta terpaksa manggung di jalanan Kota Mojokerto, Selasa (28/9/2021).

Kelima orang dari kelompok barongsai itu  manggung di depan toko, rumah makan dan rumah warga di sepanjang jalan protokol.

Terlihat dua orang mengenakan kostum barongsai warna merah dan diiringi dua rekannya menabuh alat musik tradisional Cina yang terdiri dari Tambur dan dua simbal (Ceng-ceng).

Manggung menggunakan barongsai di jalanan ini cukup jarang dijumpai sehingga sontak mengundang masyarakat beramai-ramai menontonnya.

Gerakan-gerakan lincah barongsai diiringi musik khas Cina itu tentu saja memikat perhatian warga setempat yang berada di dalam tempat makan hingga pengunjung toko modern bahkan tak jarang pengendara motor berhenti untuk memberi uang.

Setelah memberikan uang receh warga menyaksikan pertunjukan singkat dan juga berfoto bareng dengan barongsai.

Ada lima personel kelompok barongsai yang mengamen yaitu dua orang mengenakan kostum, dua orang menabuh alat musik dan satu orang membawa kotak kayu untuk menaruh uang sedekah.

Andre Liana (20) personel kelompok barongsai Jakarta mengatakan dia bersama empat rekannya dari, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Tangerang terpaksa turun gunung mengamen di jalanan karena dampak Pandemi Covid-19 yang berakibat sepi job.

"Selama Pandemi Nggak ada kerjaan mencari pekerjaan juga susah akhirnya ya turun ke jalan," ungkapnya saat dijumpai di depan Stasiun Mojokerto, Selasa (28/9/2021).

Menurut dia, hasil mengamen nantinya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ia bersama rombongan kelompok barongsai  mengamen di luar Jakarta yakni di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam bulan lamanya.

"Kami keliling di sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur ada perkumpulan kita (Barongsai) dari Jakarta untuk saat ini kita menumpang di perkumpulan barongsai Surabaya," bebernya.

Andre menyebut ia sudah hari berkeliling.

Pria yang menabuh simbal gong ini, mengatakan dia dan rekannya yang membawa tambur ceng, gerobak, dan barongsai kepala bebek sudah sejak Senin, 27 September 2021 kemarin berada di sepanjang jalan di Kota Mojokerto untuk mengamen sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. 

"Di Mojokerto ini kita sudah berkeliling dua hari dan terakhir besok, di Jalan Majapahit, Jalan Bhayangkara," jelasnya.

Dia mengaku penghasilan turun ke jalan tidak sebesar menghadiri undangan ke acara yang dibayar sekitar Rp.500 ribu per jam.

Namun dampak Pandemi dan PPKM yang tak kunjung berakhir ini berakibat tidak ada kegiatan sehingga membuatnya sepi job.

"Kalau dibandingkan di jalanan ya lebih kecil dan hasilnya juga tidak menentu," pungkasnya.

Seorang warga setempat, Liesawati (49) mengatakan cukup terhibur dengan adanya kelompok barongsai ini. Wanita pemilik kafe di Jl Bhayangkara ini memberikan angpao.

Dia merasa prihatin terkait nasib pekerja kesenian termasuk kelompok barongsai yang mengamen di jalanan.

"Ya kasihan saya prihatin semoga Pandemi segera berakhir agar ada kegiatan sehingga pekerja kesenian barongsai tidak sampai turun ke jalan mencari nafkah," tandasnya. (don/ Mohammad Romadoni).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved