Berita Madiun
Nasib Mbah Slamet Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Sudah Empat Kali Menikah Tak Dikaruniai Anak
Rumah berukuran 3 X 4 meter tersebut terbuat dari 'gedeg' atau anyaman bambu yang sudah lapuk termakan usia dan terlihat hampir roboh.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, MADIUN - Kisah mbah Slamet, kakek asal Madiun yang hidup seorang diri di sebuah gubuk reyot.
Ia tinggal seorang diri usai istrinya meninggal beberapa tahun silam.
Mbak Slamet tinggal sendiri karena selama empat kali pernikahannya, ia belum dikaruniai anak.
Dinas Sosial Kabupaten Madiun kemudian merenovasi rumah seorang kakek renta yang tinggal seorang diri di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun itu.
Kakek bernama Slamet (75) itu hidup tinggal di gubuk tak layak huni yang berdiri di tanah milik orang lain.
Rumah berukuran 3 X 4 meter tersebut terbuat dari 'gedeg' atau anyaman bambu yang sudah lapuk termakan usia dan terlihat hampir roboh.
Baca juga: Dinilai Tak Layak Menang Ballon dOr, Mantan Pelatih Lionel Messi Beri Pembelaan
Hal tersebut diperburuk dengan adanya bambu yang tumbuh bersandar di atap rumah Slamet.
Tak jauh berbeda dengan penampilan luarnya, di dalam rumah Slamet terasa pengap.
Sehari-hari Slamet tidur bersama ayam yang dikurung di kandang yang juga berada dalam rumah tersebut.
Nampak tidak ada barang berharga satupun yang terlihat.
Hanya ada kelambu yang sudah usang, satu almari, dan meja makan yang penuh dengan barang-barang milik Slamet.
Slamet menuturkan dirinya sudah bertahun-tahun hidup sendirian di rumah tersebut setelah istrinya meninggal beberapa tahun silam.
Slamet sudah menikah empat kali, namun dari empat pernikahan tersebut, ia tidak dikaruniai anak satupun.
Kondisi kesehatan Slamet sendiri saat ini semakin memburuk.
Selain punggungnya yang sudah mulai bungkuk, tangan kanannya juga sulit untuk digerakkan.
"Dulu punya sawah dua kotak. Tapi dijual untuk pengobatan istri saya," kata Slamet.
Baca juga: Reaksi Nagita Slavina dan Raffi Ahmad saat Rayyanza Dijuluki oleh Warganet, Ungkap Sikap Rafathar
Slamet pun hanya bisa berpangku tangan mengharapkan belas kasih dari para tetangga.
"Sebenarnya pengen bekerja lagi, tapi sudah enggak bisa," lanjutnya.
Mbah Slamet sendiri bersyukur dengan banyaknya bantuan yang mengalir kepada dirinya baik dari pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial, dari warga, maupun komunitas sosial.
Salah satu komunitas sosial yang memberikan bantuan kepada Slamet adalah Pemuda Madiun Bergerak (PMB).
Ketua PMB, Bintang Nusantara Hasyim, mengatakan Slamet sangat layak menerima bantuan melihat kondisinya yang sudah renta, dan tinggal seorang diri.
"Kita berikan bantuan berupa sembako dan uang tunai. Rencananya bantuan akan rutin diberikan kepada Mbah Slamet. Setiap Jumat, kami juga mengirim makanan ke Mbah Slamet," kata Bintang.