Erupsi Gunung Semeru

Gubernur Khofifah Siapkan Dapur Umum Khusus untuk Bayi Hingga Balita Korban Erupsi Gunung Semeru

Gubernur Jawa Timur mendirikan dapur umum khusus untuk menyediakan kebutuhan asupan gizi bayi, balita dan anak-anak.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/FATIMATUZ ZAHROH
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memantau kondisi wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, Selasa (7/12/2021). 

TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan, pihaknya memerhatikan betul pengawalan penanganan warga terdampak bencana erupsi Gunung Semeru yang kini ada di pengungsian. Tak terkecuali bayi, balita dan anak-anak. 

Guna memastikan bahwa kebutuhan asupan gizi bayi, balita dan anak-anak, Khofifah Indar Parawansa telah mendirikan dapur umum khusus.

Dengan adanya dapur umum khusus ini, diharapkan bayi, balita dan anak-anak yang ada di pengungsian erupsi Gunung Semeru tetap bisa tumbuh kembang secara baik dan tidak kekurangan.

Sebab dari segi kebutuhan gizi dan jenis makanan, bayi, balita, dan anak-anak banyak memiliki kekhususan yang tidak bisa disamakan dengan pemenuhan permakanan orang dewasa.

“Tentu tidak bisa disamakan antara makanan orang dewasa, bayi, dan balita," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (11/12/2021).

"Asupan nutrisi serta gizi anak dan balita harus terpenuhi meskipun sedang di pengungsian,” ungkap dia.

Baca juga: Kisah Korban Erupsi Gunung Semeru Dijarah, Uang Rp2 Juta Raib, Sertifikat Tanah Nyaris Pindah Tangan

Artinya, lanjut Khofifah, anak atau balita tersebut tidak sekedar kenyang. Namun angka kecukupan gizinya juga harus tercapai untuk membantu tumbuh kembang dengan baik, memenuhi kebutuhan energi, serta menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Khofifah mengatakan, dapur umum bergerak khusus anak dan balita tersebut didirikan di lokasi pengungsian SMPN 1 Candipuro, Lumajang.

Di lokasi tersebut, dapur anak dan balita menyasar sekitar 64 anak pengungsi. Yang tepatnya terdiri 25 laki-laki, 39 perempuan yang terdata di posko tersebut.

“Saya berharap dengan layanan ini, kesehatan dan daya tahan tubuh para pengungsi berkategori rentan bayi dan balita dapat terjaga di tengah-tengah kondisi dan situasi yang serba terbatas,” imbuhnya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa menyampaikan, untuk memastikan kebutuhan bayi dan balita pengungsi tercukupi secara optimal, BPBD menurunkan Tim Srikandi BPBD untuk bertanggungjawab terhadap penyiapan bahan makanan bergizi dan mendistribusikannya kepada anak-anak di pengungsian.

Baca juga: BNPB Pastikan Korban Rumah Rusak Akibat Erupsi Gunung Semeru Dapat Bantuan Uang, Ini Rinciannya

Rencananya, dapur balita ini, akan memberikan pelayanan di pos pengungsi secara bergilir dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Kita akan gilir untuk setiap titik pos pengungsi per dua hari," ujar Budi Santosa.

Sebelumnya, Gunung Semeru meletus atau erupsi pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB dengan mengeluarkan awan panas di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Hujan deras pada hari itu juga menyebabkan lahar dingin dari kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu meluncur deras menerjang desa di bawahnya.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (10/12), pukul 21.00 WIB, jumlah warga meninggal dunia sebanyak 45 jiwa, luka berat 19 orang, luka ringan 19 orang, korbang atau dalam pencarian 12 dan mereka yang mengungsi 6.573. Warga yang mengungsi tersebar di 126 titik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved