Inilah Proses Terjadinya Hujan Meteor, Fenomena Langit yang Dapat Dilihat Tanpa Bantuan Alat Optik

Fenomena hujan meteor terjadi karena proses alam di ruang angkasa yang menghasilkan debu sehingga membentuk meteor.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Shutterstock
Proses Terjadinya Hujan Meteor 

TRIBUNMADURA.COM - Meteor menjadi pemandangan umum yang dapat dilihat di langit.

Meski begitu, kehadiran meteor kerap dinantikan sejumlah orang, terutama dalam menantikan hujan meteor.

Meteor adalah benda langit yang bergerak di ruang angkasa.

Sejumlah meteor dapat diamati dari Bumi tanpa bantuan alat optik.

Untuk melihat meteor secara langsung, langit harus berada dalam keadaan cerah dan tidak berawan.

Umumnya, hujan meteor terjadi dalam periode waktu tertentu.

Fenomena hujan meteor terjadi karena proses alam di ruang angkasa yang menghasilkan debu sehingga membentuk meteor.

Selengkapnya tentang meteor, simak rangkuman berikut ini.

Pengertian Meteor

Dikutip dari laman LAPAN, meteor dapat didefinisikan sebagai penampakan jalur jatuhnya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteoroid ke atmosfer bumi, biasanya disebut bintang jatuh

 Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer.

Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai Bolide atau bola api (fireball).

Ukuran meteor umumnya hanya sebesar sebutir pasir dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi.

Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit.

Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya.

Jika meteoroid tidak dapat habis terbakar dalam perjalananya di atmosfer dan mencapai permukaan Bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.

Meteor yang menabrak Bumi atau objek lain dapat membentuk kawah meteor atau impact crater.

Sedangkan hujan meteor adalah meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan Bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun.

Hujan meteor secara singkat dapat terjadi karena meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.

Penyebab Terjadinya Hujan Meteor

1. Bertemunya lintasan atau orbit komet dengan orbit Bumi.

Pertemuan ini dapat terjadi karena orbit keduanya yang berbentuk elips dan memungkinkan adanya pertemuan waktu antara orbit Bumi dan komet pada saat melintas dekat Bumi.

2. Saat komet melewati bagian dalam tata surya, cahaya dan panas dari matahari menyebabkan permukaannya melontarkan gas dan debu.

3. Pada saat komet melintas dekat Bumi, muncul sebuah energi yang dapat menimbulkan tekanan.

Selain itu, ketika komet melintas dapat menyebabkan jumlah meteor yang masuk ke dalam Bumi meningkat drastis.

4. Peningkatan drastis inilah yang mengakibatkan meteor kehilangan daya untuk dapat mempertahankan posisinya agar tetap berada di orbitnya.

Sehingga, menimbulkan hujan meteor di sebagian wilayah Bumi.

Proses Terjadinya Hujan Meteor

1. Hujan Meteor terjadi ketika Bumi melewati puing-puing dari komet.

Bumi mengalami revolusi atau pergerakan mengelilingi Matahari.

Saat Bumi melewati garis puing-puing yang tersisa dari komet yang telah mengalami kehancuran, maka hujan meteor dapat terjadi.

2. Orbit Bumi yang bersinggungan dengan orbit komet.

Orbit komet berbentuk lebih lonjong daripada orbit Bumi.

Beberapa komet mempunyai orbit yang bersinggungan dengan orbit Bumi. Kemudian, kondisi ini menyebabkan terjadinya hujan meteor.

3. Komet yang terlihat mempunyai ekor karena melewati matahari.

Mengapa komet mempunyai ekor?

Sebenarnya inti dari komet adalah partikel debu padat, sehingga ketika melewati matahari akan menjadi panas dan lambat laun menjadi hancur serta menghasilkan ekor.

Ekor tersebut tampak memanjang dari Bumi.

4. Puing-puing dari inti komet yang hancur ketika melintasi orbit Bumi akan terlihat seperti hujan.

Komet yang melintasi matahari dan bergerak cepat diikuti oleh serpihan berbatu yang didominasi oleh partikel berukuran seperti pasir.

Serpihan inilah yang terbakar ketika sampai di atmosfer Bumi.

Ketika terbakar, di sekitar serpihan akan menghasilkan cahaya yang tampak dari Bumi menyerupai hujan.

Jenis-jenis Hujan Meteor

1. Perseid

Titik radian Perseid terletak di konstelasi Perseus, maka dinamakan Perseid.

Meteor yang jatuh diperkirakan memiliki kecepatan sekitar 60 km/jam.

Meteor Perseid memiliki kilatan yang terang dan ekor cahaya yang panjang.

Hujan meteor Perseid berasal dari serpihan debu ekor komet Swift Tuttle atau 109P/Swfit Tuttle yang mengelilingi matahari setiap 133 taun sekali.

Hujan meteor ini biasanya akan terlihat di wilayah Bumi pada belahan bagian utara di malam musim panas.

2. Lyrid

Titik radian Lyrid terletak di konstelasi Lyra.

Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet Comet C/1961 G1 Tharcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya.

Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lain.

3. Geminid

Hujan meteor Geminid berasal dari asteroid keluarga Palladian yang bernama 3200 Phaeton dan muncul dari titik radian yang terletak di konstelasi Gemini.

Hujan meteor Geminid biasanya akan terjadi antara tanggal 4 hingga 17 Desember setiap tahunnya dengan fase bulan benjol awal berumur sepuluh hari, sehingga akan memengaruhi intensitas hujan meteor maksimum.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa itu Meteor? Berikut ini Pengertian Meteor, Proses Terjadinya Hujan Meteor, dan Jenis-jenisnya

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved