Berita Malang
Musala di Kota Malang Disambar Petir, Atap Keluarkan Percikan Api, Imam Musala Alami Luka usai Salat
Musala di Kecamatan Blimbing Kota Malang tersambar petir. Atap musala mengeluarkan percikan api.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Musala Nur Alim yang terletak di Jalan Terusan Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, tersambar petir pada Minggu (9/1/2022) sore.
saksi mata, Misti (58) mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 15.10 WIB.
Saat itu, ia sedang wudhu di kamar mandi rumah.
"Saat itu, kondisi di wilayah ini sedang hujan gerimis," kata Misti, Senin (10/1/2022).
"Tiba-tiba, ada suara ledakan cukup keras seperti suara bom," lanjutnya.
"Bersamaan dengan suara itu, lampu kamar mandi rumah langsung pecah," sambung dia.
Setelah itu, ia keluar rumah untuk mencari asal suara ledakan itu.
Ia melihat atap musala Nur Alim telah mengeluarkan percikan api.
"Jadi di atap musala, muncul percikan api. Tak lama kemudian, percikan api itu padam langsung keluar asap," tambahnya.
Usai melihat hal tersebut, ia sadar bahwa atap musala itu baru saja disambar petir.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
"Saat itu, di dalam musala berisi tiga orang, namun semuanya selamat. Hanya satu orang yang mengalami luka ringan di bagian kepala, yaitu imam musala yang bernama Gatot," tuturnya.
"Kemungkinan, lukanya tersebut karena terkena pecahan genteng atap musala," ungkapnya.
Sementara itu, imam Musala Nur Alim, Gatot Iswanto (55) mengaku, saat itu dirinya baru saja menunaikan adzan salat ashar.
"Usai adzan, saya salat sunnah pertama. Baru mau salat sunnah kedua, langsung ada suara letupan yang keras. Setelah itu, saya pun merasa seperti blank sama sekali," terangnya.
Usai musala tersebut disambar petir, dirinya merasa mengalami luka di bagian kepala.
"Saat bagian kepala dipegang, ternyata berdarah dan mengalami luka ringan," ungkapnya.
"Cuma saya enggak tahu, luka itu berasal dari mana, apakah dari pecahan kaca ataupun pecahan genteng," tambah dia.
Gatot menambahkan, akibat kejadian tersebut, musala yang berada di tengah pemukiman padat penduduk itu mengalami kerusakan di bagian atap dan lampu gantung.
Tidak hanya itu, speaker dan amplifier musala juga mengalami kerusakan.
"Bagian musala yang mengalami kerusakan adalah bagian atap dan lampu gantung. Termasuk, seluruh instalasi listrik yang ada di musala hingga menyambar amplifier," katanya.
"Akibat kejadian itu, pihak musala mengalami kerugian materi sekitar Rp 50 juta," jelasnya.
Sementara itu dari pantauan di lokasi, para warga telah bergotong royong membersihkan reruntuhan atap musala sekaligus memperbaikinya.
Saat ini, musala tersebut masih ditutup sementara waktu karena kondisinya yang masih berbahaya.
Selain itu dari informasi yang dihimpun, sambaran petir juga membuat 10 televisi milik warga sekitar musala mengalami kerusakan.