Sejarah

Keris Sakti yang Terkenal ini Justru Membawa Malapetaka Bagi Pemiliknya, Ritualnya Bukan Main

Keris yang berkualitas hanya dibuat oleh orang tertentu yang punya ilmu dan sederet ritual yang dilaksanakan.

Editor: Aqwamit Torik
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
Ilustrasi keris (gambar tidak terkait berita) - Satu diantara koleksi keris pusaka hasil buatan empu keris di Sumenep. 

TRIBUNMADURA.COM - Bagi masyarakat Jawa, keris adalah senjata yang kerap digunakan untuk ritual magis.

Karena, keris sering dianggap punya sesuatu 'roh' tersendiri.

Selain itu, keris yang berkualitas hanya dibuat oleh orang tertentu yang punya ilmu dan sederet ritual yang dilaksanakan.

Namun berbeda dengan keris pada umumnya, Keris Mpu Gandring justru dianggap sebagai keris yang membawa malapetaka.

Karena membawa malapetaka, maka Keris Mpu Gandring bisa disebut sebagai keris buruk, misproduct atau salah kedaden.

Baca juga: Kyai Nogo Siluman, Keris Sakti Milik Pangeran Diponegoro ini Bikin Belanda Selalu Kewalahan

Menurut Empu Jeno Harumbrojo, yang adalah empu yang masih berkarya dan tinggal di Desa Gatak, Sumberagung, Moyodan, Sleman, Yogyakarta, proses pembuatan sebilah keris melewati beberapa tahap.

Setiap tahapannya, masing-masing memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kerja berat baik jasmani maupun rohani.

“Sebelum memulai pembuatan keris, terutama keris bertuah, saya harus melakukan olah rohani yakni berpuasa memohon kepada Tuhan agar mengabulkan permintaan kita sesuai dengan tujuan apa keris ini dibuat,” ujar Empu Jeno.

Cara berpuasa sebelum proses pembuatan keris pun bermacam-macam, ada yang mutih, ngebleng atau tidur sekali sehari semalam, artinya kalau sudah nglilir (terbangun), meski baru tidur sejam, tidak boleh tidur lagi.

Lamanya berpuasa pun tidak bisa ditentukan, ada yang hanya seminggu, bahkan sampai 40 hari, tergantung jatuhnya ‘pertanda’, dhawuh atau wisik yang diterima empu untuk memulai pembuatan keris.

Saat sang empu melakukan penempaan besi pertama kalinya, tidak boleh dilihat oleh orang lain.

Sebelum mengawali pembuatan keris, maka seorang empu terlebih dulu memilih tosan (besi) dan baja yang disesuaikan dengan ukuran, berat serta model (tangguh atau toya) keris.

Untuk pamornya atau hiasan pada bilah keris, diperlukan nikel dengan berat masing-masing model keris yang berbeda.

Setelah melalui proses yang cukup rumit, sebuah keris batus dan bertuah baru bisa selesai minimal empat bulan, sesuai pula dengan suasana hati si empu.

Meski sosok keris bisa dikatakan sudah jadi, si empu masih harus memeriksa secara teliti, apakah sudah sempurna atau belum.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved