Berita Malang
Harga Turun, Ketersediaan Minyak Goreng di Malang Malah Langka, Pedagang Terapkan Sistem Pembelian
Minyak goreng langka di Pasar Besar Kota Malang, padahal harga jualnya sudah turun.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Kelangkaan minyak goreng terjadi di Pasar Besar Kota Malang dalam sebulan terakhir.
Pantauan di Pasar Besar Kota Malang, tidak banyak pedagang yang menyetok minyak goreng dampak dari kelangkaan ini.
Pedagang mengaku tidak mengetahui dengan pasti penyebab kelangkaan minyak goreng meski harganya mengalami penurunan.
Di Pasar Besar Kota Malang, minyak goreng kemasan premium rata-rata dijual dengan harga Rp 15-17 ribu per liter.
"Harganya sekarang sudah turun. Namun, barangnya (minyak goreng) ini yang masih langka," ucap Afi, pedagang sembako di Pasar Besar, Jumat (11/3/2022).
Afi mengatakan, jumlah beli minyak goreng kepada distributor saat ini juga telah dibatasi.
Pedagang hanya dijatah maksimal pembelian satu karton minyak goreng yang berisi 12 liter minyak goreng.
Baca juga: Tak Ada Minyak Goreng di Tulungagung Dijual Seharga Rp 14 Ribu, Pedagang Sembako Ungkap Penyebabnya
Selain itu, pedagang juga harus membeli barang lain, jika ingin membeli minyak goreng satu karton itu.
"Pembelian satu karton sekarang diharuskan untuk membeli barang yang lain. Sekarang seperti itu sistemnya," ivap dia.
"Jika biasanya saya membeli lima karton, sekarang hanya bisa satu karton," terangnya.
Dengan sistem seperti itu, Afi pun berinisiatif untuk membeli minyak goreng di tempat lain guna mencukupi permintaan konsumen.
Dia mengatakan, daya beli pedagang tetap tinggi meski harga minyak goreng belum sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Afi juga menerapkan pembatasan pembelian minyak goreng kepada pembeli yang hanya diperbolehkan membeli satu liter saja per orang.
"Kalau permintaan masih tinggi. Hanya barangnya saja yang langka. Kadang dari sales, minyak goreng yang dikirim juga tidak banyak," ujarnya.
Sementara itu Kepala Diskopindag Kota Malang, Sailendra mengatakan, bahwa kelangkaan minyak goreng ini disebabkan oleh terhambatnya proses distribusi dari pusat.
Pihaknya juga telah melaporkan kepada pemerintah provinsi Jawa Timur dan Kementrian Perdagangan agar turut memantau proses pendistribusian minyak goreng.
"Terganggunya ini hanya masalah rantai distribusi saja. Dari Jakarta ke Surabaya hingga didistribusikan ke daerah-daerah," ujarnya.
Sailendra mengatakan, bahwa kebutuhan pasokan minyak goreng di Kota Malang mencapai 250 ribu liter per hari.
Jumlah tersebut dilihat dari perhitungan jumlah kartu keluarga (KK) di Kota Malang yang dikalikan per satu liter minyak goreng.
"Dari data yang kami dapatkan dari Kemendag, pasokan minyak goreng sudah tercukupi untuk di Jatim dan wilayah Indonesia Timur," tandasnya.