Berita Bangkalan
Berbentuk 'Surya Majapahit' serta Masjid Berkonsep ‘Taman Firdaus’, Inilah Rancangan Bangunan IISP
Pembangunan Indonesia Islamic Science Park (IISP) di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJSM) menjadi salah satu proyek strategis nasional
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Program Percepatan Pembangunan Ekonomi di Pulau Madura menjadi perhatian serius Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Bangkalan seiring diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019.
Pembangunan Indonesia Islamic Science Park (IISP) di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJSM) menjadi salah satu proyek strategis nasional sebagai implementasi atas perpres itu.
Arah pengembangan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Bangkalan pun menetapkan akses menuju Jembatan Suramadu sepanjang 12 Km sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi. Dengan kegiatan utama di sektor industri, perdagangan jasa, dan permukiman.
Di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJSM), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memproyeksikan pembangunan Indonesia Islamic Science Park (IISP). diproyeksikan menelan biaya sebesar Rp 3 triliun dengan konsep pendanaan KPBU, IISP disiapkan sebagai pusat edukasi keilmuan Islam dengan dukungan infrastruktur terpadu, wisata, serta kelak mampu menjadi pusat keuangan syariah dunia.
Kepala Bidang Infrastruktur Kewilayahan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bangkalan, Felgi Surya Prana mengungkapkan, dari total 107 hektar kebutuhan lahan ISP, seluas 43 hektar telah dibebaskan oleh Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).
“Pembangunan IISP ada P1 (Prioritas Satu), salah satu proyek strategis nasional yang ada dalam Perpres 80. Saran Pak Deputi, lahan seluas 43 hektar itu digarap duluan,” ungkap Felgi kepada Surya, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Dampak Covid-19, Laju Pertumbuhan Ekonomi Bangkalan Tahun 2021 Melambat, Ini Langkah Pemkab
Berdasarkan Pre Feasibility Study Pemprov Jatim yang diterima Bappeda Kabupaten Bangkalan, rancang bangunan IISP di KKJSM mengadopsi bentuk ‘Surya Majapahit’ atau ‘Matahari Majapahit. Sebuah lambang membentuk diagram kosmologi yang disinari jurai matahari. Lambang ini kerap ditemukan di reruntuhan bangunan yang berasal dari masa Majapahit.
Felgi menjelaskan, profil kawasan IISP terbagi menjadi 6 zona. Zona 1 disebut Zona Islami atau spiritual yang terdiri dari bangunan ibadah atau dakwah, ponpes modern, balai pelatihan, asrama, Co-working space, hingga inkubator UMKM.
“Zona 1 berada di paling ujung, sisi utara. Ada bangunan masjid dengan konsep ‘Taman Firdaus’. Terintegrasi dengan Zona II di sisi barat dan sisi timur,” jelas Felgi.
Di sisi barat Zona II, saat ini sudah terbangun Rest Area ‘Tanean Suramadu’. Di situ nantinya juga akan menjadi pusat informasi wisatawan atau Tourism Information Centre (TIC), arena karapan sapi yang dilengkapi dengan tribun penonton dan kantor.
Sedangkan pada sisi timur Zona II menjadi lokasi pintu masuk, parkir, pasar rakyat, dan ruang terbuka hijau. Pada Zona III diproyeksikan sebagai pusat perbelanjaan, hotel, dan convention hall dukungan lahan parkir.
Baca juga: Jumlah Ketersediaan Bed RSUD Syamrabu Dipangkas, Kasus Covid-19 di Bangkalan Berangsur Turun
Pada Zona IV diplot sebagai pusat rekreasi edukatif taman tematik tentang science yang bersumber dari Al Quran seperti under the sea ‘Kisah Nabi Musa AS’, museum megafauna ‘Kisah Nabi Nuh AS’.
Selain itu botanical glass castle ‘Kisah Nabi Sulaiman AS’, 3D live sketch ‘Kisah Nabi Yunus’, arch geo ‘Kisah Nabi Hud AS’, 4D astronomy ‘Kisah Nabi Idris AS’, dan kebun kurma dan parit ‘Kisah Nabi Muhammad SAW’ berupa museum, galeri, dan bengkel workshop simulator.
Pada Zona V adalah zona penunjang seperti kantor pengelola, tiket dan pusat informasi, instalasi pengelolaan sampah, dan pelayanan lainnya. Lokasi wisata pesisir dengan pemandangan langsung kemegahan Jembatan Suramadu akan berada di Zona VI atau wisata pesisir.
Di situ akan dilengkapi dengan indoor museum dan galeri, open galeri, amphitheatre, rooftop café dengan dukungan fasilitas publik seperti arboretum, camping ground, petualangan, pusat olahraga, dan lintasan jogging.
Felgi menuturkan, semua pelaksanaan pembangunan IISP ditangani Pemprov Jatim dengan timeline pekerjaan hingga 2024. Pemkab dalam hal ini Bappeda Kabupaten Bangkalan berperan dengan mengusulkan penyusunan dokumen pendukung sarana dan prasarananya.
“IISP juga dilengkapi dengan aktivitas wisata kapal pesiar di Selat Madura, merchandise village, syar'i economic village, hingga lokasi pelatihan manasik haji,” pungkas Felgi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Penataan Ruang Kabupaten Bangkalan, Ishak Sudibyo bersama sejumlah kepala OPD mendampingi Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral di Hotel Century Park Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Turut serta dalam rakor tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kemenko Maritim dan Investasi, Kemenko Perekonomian, Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian KLHK, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN.
Rakor yang dipimpin langsung Plt Direktur Jenderal Tata Ruang, Dr Ir Abdul Kamarzuki, MPM itu membahas dua RDTR; RDTR Wilayah Perencanaan (WP) Akses Suramadu dan RDTR WP Burneh yang meliputi Kecamatan Burneh, Kecamatan Labang, dan Kecamatan Tragah.
Ishak Sudibyo mengungkapkan, arah pengembangan dari RDTR akses Suramadu adalah mewujudkan kawasan akses sepanjang 12 Km itu sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
“Dengan kegiatan utama di sektor industri, perdagangan jasa, dan permukiman. Persetujuan substansi dari Kementerian ATR/BPN adalah satu tahapan yang harus dilalui Pemkab Bangkalan dalam proses penetapan Peraturan Kepala Daerah tentang RDTR, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,” ungkapnya kepada Surya.
RDTR yang ditetapkan nanti, lanjutnya, akan terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS). Sehingga setelah Peraturan Bupati (Perbup) ditetapkan, Pemkab Bangkalan bisa menyajikan sistem informasi tata ruang serta kemudahan dalam percepatan investasi dan pembangunan di wilayah tersebut.
“Harapan kami setelah mendapatkan persetujuan dari Kementerian ATR?BPN, kami akan membuat perbup dilanjutkan masuk ke OSS. Ketika calon investor mau membangun dan daftar melalui OSS, koridor-koridor yang telah kami siapkan sudah muncul,” paparnya.
Ia menambahkan, kawasan strategis ekonomi pada RDTR Burneh juga mengakomodir kegiatan ekonomi masyarakat seiring dengan tumbuhnya kegiatan ekonomi kerakyatan seperti Galeri Batik, usaha kuliner tradisional.
“Kami juga mempertahankan potensi-potensi lokal, salah satunya menjaga wilayah Burneh sebagai lumbung pangan Bangkalan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menetapkan Kabupaten Bangkalan sebagai Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 13 bersama Malang dan Surabaya.
Akses Suramadu dengan sebutan KKJSM diproyeksikan sebagai pintu gerbang dan kawasan pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. Sesuai dengan perencanaan WPS 13, kawasan akses Suramadu ini akan terintegrasi dengan pelabuhan internasional Tanjung Bulupandan di Kecamatan Klampis.