Berita Bangkalan
Meriahnya Tradisi Rokat di Madura, Setiap Warga Bawa Bungkusan Berkat hingga Makan Tumpeng Bersama
Rokat di Madura merupakan tradisi yang serupa dengan tradisi ruwatan di Jawa yang digelar menjelang Bulan Ramadhan.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Gelar rokat atau ruwatan menjadi momen yang dinanti sebagian besar masyarakat Madura, termasuk di Kabupaten Bangkalan.
Tradisi yang sudah ada sejak dulu di Madura ini selalu digelar masyarakat setiap menjelang Bulan Ramadhan.
Masing-masing warga membawa bungkusan berkat dan minuman hingga makan tumpeng bersama usai kegiatan kosaran atau bersih-bersih di lokasi makam.
Kemeriahan gelaran rokat tergambar di Makam Islam, Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Senin (28/3/2022) misalnya.
Satu persatu, ibu-ibu hingga remaja putri berdatangan dengan membawa beragam bungkusan berkat.
Baca juga: Inilah Profil dan Biodata Fattah Jasin, Wabup Pamekasan Terpilih, Putra Asli Madura Sarat Prestasi
Bahkan, dua anggota Polsek Socah turut menyumbangkan sejumlah 5 karton air mineral yang diangkut dengan mobil operasional.
Seorang pria berusia paruh baya kemudian menabuh tiang listrik sebagai pertanda acara rokat segera dimulai.
“Saya membawa 10 bungkus berkat untuk acara rokat atau selamaten menjelang Ramadhan tahun ini," kata Khusnul Hotimah, warga setempat.
"Kalau nanti kebagian berkat ya alhamdulillah, kalaupun tidak kebagian ya tidak masalah,” sambung dia.
Sekedar diketahui, rokat adalah salah satu tradisi yang serupa dengan tradisi ruwatan di Jawa.
Tradisi ini dilakukan untuk bersyukur kepada Tuhan dan juga untuk menjauhkan masyarakat dari ketidakberuntungan serta hal-hal yang bersifat negatif.
Baca juga: Jelang Ramadhan 2022, Inilah Daftar Harga Cabai dan Komoditas Lainnya di Pasar Anom Baru Sumenep
Sehari sebelum menggelar rokat, warga Desa Jaddih terlebih dulu bergotong royong membersihkan seluruh area makam atau disebut kosaran.
Itu dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada warga saat berziarah ke makam para leluhurnya.
Salah seorang tokoh ulama setempat, H Sirat mengungkapkan, gelar kosaran dilanjutkan dengan rokat di makam menjelang Bulan Ramadhan merupakan tradisi yang telah dilakukan secara temurun oleh para leluhur.
“Masing-masing warga secara sukarela membawa sendiri-sendiri bungkusan berkat dari rumah," katanya.
"Setelah gelar doa, bungkusan-bungkusan berkat yang telah terkumpul dibagikan kepada warga yang hadir,” tambah dia. (edo/ahmad faisol)