Berita Pamekasan

Klarifikasi Pihak Katering Terkait Sajian di Pernikahan Keponakan Mahfud MD, Tidak ada yang Basi

Namun ketidakpuasan Sukma ini,  baru mencuat  beberapa hari kemudian, setelah Sukma mengungkapkan kekecewaannya yang dikirim sejumlah media massa

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Muchsin Rasjid
Owner Dinies Café, Dimas Aditya dan Vanis, istrinya, saat menjelaskan masalah sajian nasi kotak, yang dianggap tidak layak. 

 

Dengan kejadian itu, Sukma mengaku harkat dan martabatnya tercoreng. Bahkan dirinya sempat pinsang, tidak kuat menanggung malu pada tamu undangan. Apalagi, sebelum acara dimulai hingga akad nikah selesai, keluarganya sibuk keliling mencari lauk tambahan, untuk dimasukkan ke dalam kotak nasi.

 

Sementara Owner Dinies Café, Dimas Aditya, penyedia catering resepsi pernikahan Sri Sukma Damayanti, kepada Surya, Senin (16/5/2022) mengaku heran dengan pernyataan Sukma yang mencuat di sejumlah media massa. Padahal di hari itu juga telah diselesaikan secara kekeluargaan dan sudah tidak ada permasalahan lagi.

 

Menurut Dimas, pihaknya bukannya ingin mempermalukan keluarga mempelai dengan sajian nasi kotak yang dipesan kepadanya sebanyak 650 undangan, dengan harga Rp 18.000 per kotak (per orang). Berisi nasi, ikan lauk dan air mineral senilai Rp 11.700.000. Serta juga kue puding sekitar Rp 3.200.000.

 

Dijelaskan, pihak Sukma memesan nasi kotak itu untuk Juli 2021, namun mundur pada Mei 2022 ini. Dan beberapa hari sebelum acara resepsi, ia  menghubungi Sukma, bila menghendaki seperti menu yang ditawarkan pada 2021 lalu, ia minta tambahan uang. Karena jika tetap berpatokan dengan harga lama Rp 18.000 per kotak, menunya sama, namun ada pengurangan ukuran lauknya sedikit.  Mengingat saat ini masih dalam suasana Lebaran dan harga kebutuhan pokok semuanya melambung. Tinggi.

 

Tetapi, saat itu Sukma tetap bersikukuh dengan harga Rp 18.000 per kotak dan akan menerima apa adanya terhadap sajian yang akan dihidangkan itu. “Memang pada saat hari H, telepon istri saya berdering. Tapi teleponnya tidak sempat diangkat, karena sibuk menyiapkan sajian nasi untuk diantar ke lokasi resepsi,” kata Dimas.

 

Dimas  tidak yakin jika sajian nasi kotak itu dikatakan basi. Begitu mendengar tudingan nasinya basi, ia mencari informasi terhadap sejumlah undangan yang hadir di resepsi pernikahan, termasuk mendatangi lokasi gedung tempat resepsi. Dari pengakuan sejumlah undangan yang yang dihubungi maupun bertemu langsung, menyatakan, sajiannya sederhana, enak dan tidak basi ada yang basi.

 

Dijelaskan, sore hari setelah acara resepsi, Sukma dan beberapa keluarganya dang ke rumahnya mencak-mencak sambil membawa nasi dan pudding dengan mengatakan basi dan bosok. Mendapat perlakuan seperi itu, Dimas dan istrinya berusaha menenangkan dan minta penjelasan serta bicara baik-baik.

 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved