Sapi di Bangkalan Positif PMK
Bukan Karena PMK, Peternak Sapi di Bangkalan Khawatir tak Laku saat Momen Panen Hari Raya Idul Adha
Perwakilan peternak dan pedagang sapi-kambing dihadirkan untuk menyampaikan keluh kesahnya atas kebijakan pengetatan untuk pengiriman hewan ternak
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
Hal senada disampaikan Ketua Komisi B DPRD Bangkalan, Rokib. Ia menyatakan, dampak secara ekonomi dari wabah PMK ini sangat luar biasa. Karena itu pihaknya mendesak Dinas Peternakan harus bekerja dan berkomunikasi lebih intensif terutama terkait pengobatan sapi-sapi sakit milik warga ataupun yang ada di kandang Balai Karantina.
“Hasil pemeriksaan laboratorium sudah positif. Tapi alhamdulilah sapi-sapi yang positif terkonfirmasi di kandang Balai Karantina kondisinya semakin membaik, bisa tertangani untuk sembuh total,” tegasnya.
Hasil uji laboratorium yang telah diketahui, lanjut politisi PDI Perjuangan itu, harus segera direspon pihak-pihak terkait dengan memisah sapi-sapi suspect, positif, dan sapi sehat. Sehingga arus pengiriman sapi sehat dengan kelengkapan dokumen sehat bisa tetap berjalan.
“Seperti apa nanti SOP, harus segera dikomunikasikan kepada para peternak dan pedagang sehingga bisa menekan dampak ekonomi di tengah wabah PMK ini,” pungkasnya.
Sementara Wakil Bupati Bangkalan, Drs Mohni, MM berharap, kondisi munculnya 5 kasus positif terkonfirmasi pada sapi di kandang Balai Karantina tidak disikapi dengan kepanikan oleh masyarakat. Terutama bagi para peternak dan pedagang sapi maupun kambing.
“Pak Bupati bukan memandang persoalan PMK ini sepele, bahkan Beliau turun untuk mengecek kondisi Pasar Hewan di Kecamatan Tanah Merah kemarin. Namun Beliau berpesan bahwa PMK ini hendaknya disikapi dengan tenang sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak terduga,” harapnya.
Terkait arus pengiriman hewan sapi dan kambing ke luar Madura melalui Pelabuhan Telaga Biru Tanjung Bumi, lanjut Mohni, tinggal nanti pengaturannya dari Dinas Peternakan Bangkalan dan UPT Balai Karantina.
“Di satu sisi, masyarakat juga tetap memeriksakan hewan ternaknya manakala diketahui ada indikasi klinis seperti air liur, suhu tubuh panas, malas berdiri, dan malas makan. Segera laporkan ke petugas peternakan atau mantri kesehatan ternak yang ada di masing-masing kecamatan,” pungkas mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan itu.