Berita Surabaya

Pengakuan Sopir Angkutan Umum yang Bawa 2 Remaja dari Bangkalan, Mengaku Khilaf Pegang Tubuh Korban

Seraya menundukan kepala menghindari sorotan cahaya kamera awak media, ia tak mengelak dicecar pertanyaan seputar dugaan upaya pelecehan seksual

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Luhur Pambudi
MA terduga pelaku percobaan penculikan dan pelecehan seksual terhadap 2 siswi kelas 1 SMAN 4 Bangkalan 


Namun saat disinggung mengenai alasannya memegang beberapa bagian tubuh korban selama perjalanan, di dalam mobil. 


Raut wajah MA yang semula membelalak menyampaikan rentetan dalihnya itu, mendadak tertunduk kecut berubah 180 derajat menjadi tersipu malu, seraya mengakui perbuatannya itu dilatarbelakangi kekhilafan. 


"Ya saya khilaf," ungkapnya seraya dengan nada suara merendah. 


MA merupakan sopir mobil angkutan berupa mobil Suzuki Carry bernopol P-1520-HC. 


Mobil berwarna hijau gelap tersebut, di Kabupaten Bangkalan acap disebut sebagai taksi atau kol, yang berfungsi sama laiknya mikrolet yakni sebagai angkutan umum masyarakat. 


Perbedaan terletak pada kategori mobil yang digunakan sebagaimana kendaraan yang diperuntukkan sebagai angkutan dengan bentuk plat nopol berwarna kuning. 


Hanya saja, pada mobil yang dikendarai MA, menggunakan plat nopol hitam yang umum digunakan sebagai kendaraan pribadi. Namun terdapat perangkat pengatur argo harga jarak tempuh kendaraan, pada bagian dashboard mobil tersebut. 


Sekitar pukul 18.30 WIB. MA diserahkan oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Asemrowo ke pihak anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, untuk dilakukan mekanisme penyidikan lebih lanjut. 


Termasuk, dua orang korban; DI dan DN juga dibawa ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, untuk diberikan penanganan psikologis. 


Pasalnya, kedua korban tampak syok akibat mengalami insiden pelecehan seksual tersebut. Pantauan TribunJatim.com di lokasi, keduanya terus saja menutupi kedua wajah mereka seraya terdengar sesenggukan menangis, saat berjalan keluar dari Mapolsek Asemrowo menuju mobil petugas.


"Keduanya sempat mau dibawa menggunakan mobil yang dikendarai pelaku tadi. Tapi nangis karena masih trauma. Akhirnya kami bawa menggunakan mobil lain," pungkas Kapolsek Asemrowo Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kompol Hari Kurniawan di depan Mapolsek Asemrowo. 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved