Berita Pamekasan

Roda Ekonomi Pasar Hewan di Pamekasan Lumpuh karena Wabah PMK, Disperindag Tidak Berani Menutup

berdasarkan pertimbangan, disepakati pasar hewan di wilayah Madura, tidak boleh ditutup

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Muchsin Rasjid
Pasar sapi Batubintang, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, setiap hari pasaran sekitar 150 ekor sapi, tapi kali ini kondisi pasar ini lengang alias kosong tidak ada aktivitas jual beli sapi. 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Meski aktivitas jual beli sapi di seluruh pasar hewan di Pamekasan sekarang lumpuh, lantaran pandemi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, namun Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Diseperindag) Pamekasan, tidak akan menutup ke empat pasar hewan itu.

Sebab dari hasil rapat koordinasi dengan disperindag se Madura, di kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan, yang digelar beberapa hari lalu, berdasarkan pertimbangan, disepakati pasar hewan di wilayah Madura, tidak boleh ditutup.

Kepala Bidang (Kabid) Pasar, Disperindag Pamekasan, Agus Wijaya, mengatakan, kendati kondisi pasar sapi tetap sepi, pihaknya akan kami tutup pasar hewan di Pamekasan. Begitu juga, petugas retribusi pasar sapi tetap diwajibkan datang ke pasar. Karena berharap ke depan, kondisi pasar sapi ini membaik, walau belum tahu pasti kapan pulihnya akitivitas pasar hewan ini.

“Saat rapat kemarin itu, memang ada usulan dari bagian pasar dari luar Pamekasan, mengusulkan melihat kondisi pasar seperti ini, agar pasar hewan ditutup. Namun sudah diputuskan dalam rapat itu, jangan sampai ada pasar hewan yang ditutup,” kata Agus Wijaya, , kepada Surya, Selasa (14/6/2022).

Agus menyatakan, lumpuhnya aktivitas jual beli sapi di seluruh pasar hewan membuat hasil retribusi dari jual beli sapi berimbas pada pendapatan asli daerah (PAD) pasar hewan. Dan dipastikan kehilangan PDA cukup besar. “Kami akui, kali ini akitivitas jual beli sapi di semua pasar hewan di Pamekasan lumpuh, karena nyaris dari ke empat pasar hewan yang selama ini selalu ramai dengan hiruk pikunya pedagang dan pembeli, kini sepi dan lengang,” papar Agus. 

Baca juga: Inilah Tips Menangani Daging Hewan Qurban Agar tak Tersebar Virus PMK, Daging Sapi Aman Dikonsumsi

Kumpulan Berita Lainnya seputar Pamekasan

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Dikatakan, dengan lumpuhnya aktivitas jual beli sapi di empat pasar hewan di Pamekasan ini, tentu membuat pemasukan dari retribusi pasar hewan ini anjlok bahkan hilang. Dan dalam sebulan pemasukan dari empat pasar hewan ini, rata-rata berkisar sebesar Rp 46,8 juta.

Diungkapkan, dari ke empat pasar hewan di Pamekasan, pemasukan retribusi terbesar dari pasar sapi Keppo, Desa Polagan, Kecamatan Galis sebesar Rp 24 juta per bulan. Di pasar sapi Waru, Kecamatan Waru, sebesar Rp 8 juta per bulan. Kemudian di pasar sapi Pakong, Kecamatan Pakong, sebesar Rp 8 juta per bulan dan di pasar sapi Batubintang, Kecamatan Batumarmar, sebesar Rp 6.8 juta per bulan.

Menurut Agus, pemasukan uang retribusi di pasar sapi Keppo lebih besar dibanding tiga pasar lainnya, karena pasar sapi Keppo merupakan pasar hewan terbesar di Pamekasan. Sebab pedagan mapun pembelinya, bukan hanya dari wilayah Pamekasan, Sumenep, Sampang dan Bangkalan, melainkan juga dari daerah Boyolali, Jawa Tengah. Sedang tiga pasar lainya, pedagan dan calon pembelinya hanya dari wilayah Madura saja.

Diakui, sapi yang diperjual belikan di pasar sapi Keppo, bukan hanya untuk jagal yang daginggnya di jual di pasar-pasar polowijo, buat konsumsi masayarakat, melainkan juga sapi dibeli para pedagang dari luar Pamekasan untuk dikirim  Jakarta.

Dipaparkan, guna mengetahui peekembangan kondisi pasar sapi, ia besama atasannya (Kepala Disperindag.Red) mendatangi pasar sapi Keppo, kebetulan hari ini, Selasa (14/6/2022), hari pasaran sapi. Namun sampai di sana, sekitar pukul 11.00 an kondisi pasar sapi sepi. Padaha setiap hari pasaran, aktivitas pasar sapi di Keppo berlangsung mulai  pukul 10.00 hingga pukul 15.00.

“Kami tadi mendapat laporan dari petugas pasar di sana, pagi hari datang hanya segelintir pedagang sapi. Dan sapi yang terlihat, antara 3 ekor – 5 ekor saja. Namun karena sepi tidak ada calon pembeli yang datang, pedagang itu membawa pulang kembali sapinya,” ungkap Agus.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved