Pemilu 2024

Pilpres 2024 Masih Dinamis, Pergerakan PDIP Ditunggu, Figur Capres dan Cawapres Penentu Koalisi

Kacamata politik peta poros memang cenderung terus berpotensi dinamis. Saat ini, Pilpres 2024 disebutnya memang masih relatif cair.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Yusron Naufal Putra
Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Ikhsan Rosidi dalam kesempatan acara di Surabaya beberapa waktu lalu 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Jalinan koalisi ataupun poros partai politik untuk Pilpres 2024 dinilai masih sangat rentan berubah sebelum munculnya figur yang didorong pada kontestasi mendatang.

Hanya figur capres/cawapres yang dapat menjaga soliditas jalinan kerjasama parpol. 


Belakangan anggapan potensi perubahan konstelasi poros ini berkembang setelah sejumlah pertemuan elite parpol ditingkat pusat.

Penjajakan parpol dinilai bakal berlanjut lantaran dinamika politik masih cenderung dinamis. 

Baca juga: Duet Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024 Malah Mendapat Penolakan dari Masyarakat, Simak Hasil Surveinya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com


Setidaknya hingga saat ini telah muncul sejumlah poros maupun koalisi.

Pertama, Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi Partai Golkar, PAN dan PPP. Kemudian, Partai Gerindra bersama PKB, lalu menunggu kepastian NasDem, Demokrat dan PKS. 


Disisi lain, ada PDI Perjuangan yang merupakan parpol pemegang tiket Pilpres sekalipun tidak berkoalisi karena telah memenuhi ambang batas. 


Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Ikhsan Rosidi berpendapat dalam kacamata politik peta poros memang cenderung terus berpotensi dinamis. Saat ini, peta politik disebutnya memang masih relatif cair.

"Jadi, setiap parpol memang cenderung masih menunggu terutama pergerakan partai besar utamanya PDI Perjuangan," kata Ikhsan, Selasa (27/9/2022). 


Menurutnya, kecenderungan parpol memang akan bergabung dengan partai yang sama-sama memberi keuntungan secara elektoral.

Sehingga, pertimbangan pemilihan rekan kerjasama pasti berhitung mengenai peluang menang.

"Tentu saja dinamika akan terus berubah sampai detik akhir pencalonan," jelasnya. 


Belum lagi figur capres/cawapres nantinya akan menjadi magnet tersendiri. Soliditas koalisi bakal dipengaruhi oleh figur yang didorong maju kontestasi. Sehingga, sebelum adanya capres/cawapres peta koalisi maupun poros masih berpotensi berubah. "Pada akhirnya calon mana nanti yang akan mengakomodasi kepentingan itu," tambahnya. 


Disisi lain, Ikhsan melihat yang justru relatif jelas terbaca adalah poros NasDem, Demokrat dan PKS. Alasannya, kecenderungan mendorong nama figur Anies Baswedan-AHY yang selama ini menguat. Sekalipun demikian, Ikhsan berpendapat tentu berbagai potensi perubahan dalam politik masih dinamis.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved