Berita Madura
Menghemat Biaya, Pelaksanaan Pilkades Serentak 2025 di Sampang Gunakan E-Voting
pelaksanaan Pilkades di 180 desa tersebut direncanakan memakai sistem e-voting atau pemungutan suara elektronik.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Sampang, Madura yang digelar secara serentak pada 2025 mendatang akan diwarnai konsep baru.
Mengapa tidak, pelaksanaan Pilkades di 180 desa tersebut direncanakan memakai sistem e-voting atau pemungutan suara elektronik.
Alasannya karena sistem e-voting dinilai lebih hemat dibandingkan pelaksanaan Pilkades secara manual.
Kabid Bina Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sampang Irham Nurdayanto mengatakan bahwa sistem e-voting akan mampu menghemat tenaga, begitupun juga menghemat waktu dan anggaran.
Akan tetapi, dalam penggunaan sistem e-voting tidak dapat diwakilkan karena saat pemungutan suara menggunakan sidik jari kemudian dicocokkan dengan e-KTP yang telah terindikasi.
"Nah jadi ketidakcocokan sidik jari akan teridentifikasi,” ujarnya.
Setelah mencocokkan KTP dan sidik jari, pemilih akan diminta memilih salah satu calon yang tampil di layar monitor, dengan cara menyentuh foto calon di monitor.
Sedangkan foto calon akan dipasang didalam bilik Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Kemudian akan keluar resi seperti di ATM lalu dikumpulkan kepada petugas sebagai bukti fisik bila terjadi sengketa.
"Sistem ini menggunakan alat e-KTP reader dan seperangkat komputer serta alat cetak resi," tandasnya.
Baca juga: Jeritan Petani di Sampang Kesulitan Mendapatkan Pupuk Bersubsidi, Dispertan-KP Berikan Solusi
Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Sampang hanya di GoogleNews TribunMadura.com
Sementara, terkait penghitungan nantinya akan langsung direkapitulasi oleh komputer, maka tercipta efisiensi waktu dan menekan terjadinya kecurangan.
Hanya saja, kesiapan sumber daya manusia (SDM) akan menjadi tantangan tersendiri karena masih banyak masyarakat yang gagap teknologi (gaptek), terutama bagi Lansia.
"Jadi sebelum diterapkan tentunya kami akan sosialisasikan kepada masyarakat," pungkasnya.