Berita Sumenep

Gejolak Seismik Migas di Pulau Kangean, Akademisi Sumenep Berharap Agar Masyarakat Tak Ditunggangi

Penolakan terhadap aktivitas seismik migas di pulau Kangean, Sumenep kian menguat. Meski kegiatan tersebut masih sebatas survei,

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
TribunMadura.com/ Ali Hafidz Syahbana
DIUSIR : Suasana nelayan Pulau Kangean Sumenep usir kapal yang diduga melakukan survei seismik di sekitar perairan Pulau Kangean, Selasa (16/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Penolakan terhadap aktivitas seismik migas di pulau Kangean, Sumenep kian menguat.

Meski kegiatan tersebut masih sebatas survei, masyarakat sudah lebih dulu menyuarakan keresahan.

Warga mengaku khawatir aktivitas seismik akan berdampak pada lingkungan dan kehidupan sosial mereka. Namun, di balik gelombang penolakan tersebut, muncul dugaan adanya aktor intelektual yang ikut menunggangi keresahan masyarakat.

Akademisi asal Sumenep, Saiful Bahri menilai situasi ini berpotensi meluas jika pemerintah tidak segera turun tangan memberikan penjelasan terbuka.

"Ini masyarakat bergejolak cukup panas. Dan apa yang menjadi pemahaman masyarakat Kangean terhadap makna dan ungkapan seismik itu sendiri, semoga masyarakat Kangean tidak ditunggangi," tegas Saiful Bahri, Selasa (7/10/2025).

Dengan demikian, pria asal Sumenep ini mengingatkan agar warga tidak mudah terprovokasi isu liar yang berseliweran di media sosial.

Menurutnya, masyarakat justru bisa menjadi korban jika ada kepentingan tertentu yang bermain di balik layar.

"Fitur digital sudah sangat mudah diakses. Semestinya masyarakat lebih mudah mencari informasi valid. Jangan sampai terjebak provokasi, karena ujung-ujungnya rakyat yang dirugikan," katanya mengingatkan.

Di sisi lain tambah, sejumlah warga pulau Kangean disebut-sebut menutup ruang dialog. Mereka lebih memilih lantang menolak tanpa membuka komunikasi. Kondisi inilah yang semakin memperkuat dugaan adanya oknum elit yang memprovokasi dari balik layar.

"Kalau sudah menolak aturan dan memilih memusuhi negara, itu jelas masuk ranah kriminal. Jangan korbankan masyarakat kita demi kepentingan pribadi," kata Saiful Bahri.

 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved