Usai Sidoarjo, Aula Pesantren di Lampung Roboh, Ponpes Dinilai Butuh Penguatan Kolaborasi Pentahelix

Belum selesai kasus ambruknya pesantren Al-Khoziniy Buduran Sidoarjo yang makan korban 61 jiwa, kini muncul kasus pesantren ambruk lagi di Lampung. 

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Taufiq Rochman
Tribun Jatim Network/M Taufik
AMBRUK - Sebuah bangunan dua lantai yang baru terbangun di Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk, Senin (29/8/2025) sore. 61 orang meninggal pada insiden ini. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Belum selesai kasus ambruknya pesantren Al-Khoziniy Buduran Sidoarjo yang makan korban 61 jiwa, kini muncul kasus pesantren ambruk lagi di Lampung. 

Peristiwa pesantren ambruk di Lampung terjadi pada tanggal 7 Oktober 2025 dan tidak memakan korban jiwa, karena yang ambruk adalah aula yang belum dipakai, karena masih proses pembangunan.

Beberapa tokoh berkomentar bahwa negara harus hadir pemerintah harus tanggung jawab. 

Diantaranya KH Cucun Ahmad Syamsurijal sebagai Wakil Ketua DPR RI dan Abdul Hamid sebagai Ketua FKB DPRD Jawa Tengah, menegaskan bahwa negara harus hadir. 

DPR RI juga meminta kepada pemerintah agar puluhan ribu pesantren disupervisi.

Komentar berbeda datang dari Tokoh NU Madura, Firman Syah Ali atau yang akrab disapa Gus Firman.

Gus Firman menyatakan bahwa pesantren bukan hanya butuh kehadiran negara tapi butuh penguatan kolaborasi pentahelix.

PANGLIMA - Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK), Gus Firman.
PANGLIMA - Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK), Gus Firman. (Istimewa)

Kolaborasi pentahelix pesantren ini sinergi antara 5 stakeholder yang terdiri dari pemerintah, akademisi, pengusaha, komunitas dan media untuk bersama-sama mengembangkan dan memajukan pesantren, mulai dari pendidikan agama, pengembangan ekonomi hingga peran-peran sosial.

"Sebetulnya pesantren tidak hanya butuh kehadiran negara, tapi butuh penguatan kolaborasi pentahelix." ucap panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) ini saat diwawancarai melalui telepon, Kamis (9/10/2025).

Menurut Gus Firman, jika kolaborasi pentahelix kuat maka kasus-kasus pesantren ambruk bisa dieliminir.

Sebab kolaborasi pentahelix dapat mengembangkan ekosistem pesantren secara optimal, meningkatkan kualitas pesantren, memperkuat kiprah sosial dan memperkuat sinergi antar pesantren

"Kalau kolaborasi pentahelix pesantren kuat, kami kira tidak perlu ada lagi kasus pesantren ambruk. Kasus-kasus itu bisa dieliminir," lanjut Ketua Umum Konfederasi Olahraga NU (KONU).

Gus Firman menyarankan bukan hanya negara yang harus hadir.

Melainkan seluruh elemen kekuatan masyarakat yang tergabung dalam kolaborasi pentahelix. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved