Sejarah

Keris ini Membawa Kejayaan Pemilik Tapi Sumpah Pembuat Bikin Haus Darah, Gunung Kelud Saksi Akhir

Keris ini mungkin juga bisa dianggap 'gagal' karena memakan banyak tumbal bahkan pembuatnya tak lain bernama Mpu Gandring juga menjadi korban. 

Editor: Aqwamit Torik
Koleksi Museum Nasional Indonesia dan Line
Ilustrasi Ken Dedes dan Ken Arok 

Tiap tahapannya, tiap- tiap membutuhkan ketelitian, kesabaran, serta kerja berat baik jasmani ataupun rohani.

“ Saat sebelum mengawali pembuatan keris, paling utama keris bertuah, aku wajib melaksanakan olah rohani ialah berpuasa meminta kepada Tuhan supaya mengabulkan permintaan kita cocok dengan tujuan apa keris ini terbuat,” ucap Empu Jeno.

Metode berpuasa saat sebelum proses pembuatan keris juga beragam, terdapat yang mutih, ngebleng ataupun tidur sekali satu hari tadi malam, maksudnya jika telah nglilir( terbangun), walaupun baru tidur sejam, tidak boleh tidur lagi.

Lamanya berpuasa juga tidak dapat ditentukan, ada yang cuma seminggu, apalagi hingga 40 hari, bergantung tumbangnya‘ tanda- tanda’, dhawuh ataupun wisik yang diterima empu buat mengawali pembuatan keris.

Dikala si empu melaksanakan penempaan besi awal kalinya, tidak boleh dilihat oleh orang lain.

Saat sebelum memulai pembuatan keris, hingga seseorang empu terlebih dahulu memilah tosan( besi) serta baja yang disesuaikan dengan dimensi, berat dan model( tangguh ataupun toya) keris.

Buat pamornya ataupun hiasan pada bilah keris, dibutuhkan nikel dengan berat tiap- tiap model keris yang berbeda.

Sehabis lewat proses yang lumayan rumit, suatu keris batus serta bertuah baru dapat berakhir minimun 4 bulan, cocok pula dengan atmosfer hati sang empu.

Walaupun wujud keris dapat dikatakan telah jadi, sang empu masih wajib mengecek secara cermat, apakah telah sempurna ataupun belum.

Kemudian, proses berikutnya merupakan giliran mranggi( tukang membuat sarung keris/ warangka) serta kemasan( membuat serta menghias pendok) yang bekerja memenuhi penampilan suatu keris.

Keris yang utuh, lengkap dengan warangka pendok, serta asesorinya dapat dikatakan hasil dari kerja kreatif banyak tangan, pasti saja wujuh olahrohani si empu jika keris itu bertuah.

‘ Keris gagal’ pembawa malapetaka

Keris Mpu Gandring yang salah kedaden ataupun‘ keris kandas’ ini merupakan pesanan Ken Arok, yang sesungguhnya salah seseorang tokoh penyamun, bagi brahmana Lohgawe, merupakan titisan wisnu.

Ken Arok memesan keris kepada Mpu Gandring cuma dalam waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan mustahil dicoba oleh para empu pembentuk keris pada masa itu.

Tetapi, Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya, apalagi kekokohannya itu‘ disalurkan’ ke dalam keris buatannya buat menaikkan kesaktian keris itu.

Sumber: Intisari
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved