Berita Madura

PCNU Pamekasan Kirab Pataka NU Jalan Kaki Sepanjang 100 Kilometer, Kobarkan Semangat Berdirinya NU

Pelepasan kirab ini dilaksanakan sejak Kamis (9/2/2023) di halaman kantor PCNU Pamekasan, Jalan R. Abdul Aziz Pamekasan

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
Istimewa/TribunMadura.com
Suasana saat Ketua PCNU Pamekasan, Kiai Taufik Hasyim melepas keberangkatan pasukan peserta kirab oleh Banser di halaman kantor PCNU Pamekasan, Jalan R. Abdul Aziz Pamekasan 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Panitia Hari Lahir (Harlah) 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menggelar kirab pataka NU sepanjang 100 kilometer. 

Pelepasan kirab ini dilaksanakan sejak Kamis (9/2/2023) di halaman kantor PCNU Pamekasan, Jalan R. Abdul Aziz Pamekasan

Ketua PCNU Pamekasan, Kiai Taufik Hasyim melepas keberangkatan pasukan peserta kirab oleh Banser. 

Setelah dilepas dari kantor PCNU Pamekasan, pataka dikirab ke kantor Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Pamekasan di Jalan Ronggosukowati, Kelurahan Kolpajung Pamekasan

Sekretaris Panitia 1 Abad NU PCNU Pamekasan Taufiqur Rahman Khafi menjelaskan, pataka itu dikirab mengelilingi Kabupaten Pamekasan dengan menyusuri jalan sepanjang 100 kilometer. 

Kata dia, jalan sepanjang 100 kilometer itu, sebagai simbol bahwa NU sudah berusia 1 abad. 

“Kirab diawali di PCNU Pamekasan dan akan berakhir di MWCNU Kecamatan Pegantenan pada tanggal 15 Pebruari mendatang,” kata Taufiq, Sabtu (11/2/2023).

Penuturan Taufiq, kirab ini akan dilakukan selama 7 hari berturut-turut. 

Kecamatan Pegantenan dipilih sebagai kecamatan terakhir tujuan kirab, karena malam puncak resepsi 1 Abad NU dilaksanakan di Kecamatan Pegantenan, tepatnya di Lapangan Kerab Pegantenan. 

Baca juga: Sebagai Simbol 1 Abad, Pataka NU di Pamekasan Dikirab Sepanjang 100 KM

“Pataka akan diserahkan kepada Rais PCNU Pamekasan ketika malam puncak resepsi 1 Abad NU di Pegantenan,” imbuh pria yang juga wakil ketua PCNU Pamekasan ini.

Menurut Taufiq, pataka NU yang sudah diterima di masing-masing MWCNU, bisa dikirab ke beberapa tempat sesuai dengan keinginan MWCNU masing-masing. 

Misalnya bisa dibawa ke kediaman tokoh-tokoh NU, atau ke makam para tokoh NU setempat sambil berdoa di tempat tersebut. 

“Kami berikan kebebasan kepada masing-masing MWCNU untuk berkreasi bagaimana pataka itu dikirab. Yang penting ketika sudah waktunya diserahkan kepada MWCNU berikutnya, harus sesuai dengan jadwal,” ungkapnya. 

Kirab pataka ini, menurut pengajar ilmu komunikasi IAIN Madura itu bertujuan untuk mengingatkan memori perjuangan NU saat awal didirikan dimana Syaikhona Kholil Bangkalan, mengutus KH. As’ad Syamsul untuk mengirimkan tongkat dan tasbih kepada Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sebagai simbol berdirinya NU. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved