Bencana di Trenggalek

Penyebab Tanah Gerak di Trenggalek yang Membuat 23 Jiwa Terpaksa Mengungsi, BPBD Ungkap Fakta

Dari 14 KK, sebanyak 7 KK dengan jumlah 23 jiwa di Trenggalek harus mengungsi karena rumah tempat tinggalnya rusak berat akibat bencana tanah gerak

TribunMadura.com/Istimewa
Bencana tanah gerak di Desa Ngerdani, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek membuat rumah rusak dan puluhan jiwa terpaksa mengungsi 

Kapolsek Dongko, Iptu Cikini mengatakan bencana tanah gerak tersebut terjadi sejak tahun 2022 .

Sedikitnya 14 Kepala Keluarga (KK) dan 41 Jiwa terdampak berencana tanah gerak tersebut.

"Akhir-akhir ini terus bergerak dan meluas, banyak yang rusak rumahnya, ada yang sampai mengungsi sebanyak 5 KK," ucap Cikini, Kamis (2/3/2023).

Mereka mengungsi saat malam hari atau saat musim hujan ke rumah saudara yang hanya berbeda RT.

Baca juga: Ramalan Zodiak Jumat, 3 Maret 2023: Gemini akan Sukses Besar, Capricorn Ada Pengeluaran Tak Terduga

Baca juga: Cek Arti Kata Effortless Istilah Gaul di Tongkrongan Anak Muda, Populer di Berbagai Media Sosial

Baca juga: Kamar Mandi Madrasah Jadi Saksi Bisu Pencabulan Anak di Bangkalan, Reka Adegan Beberkan Fakta

"Kalau siang masih ditempati untuk aktivitas sehari-hari," lanjutnya.

Selain rumah, jalan rabatan menuju lokasi tersebut juga banyak yang rusak. Baik itu retak maupun amblas, namun untungnya jalan tersebut masih bisa dilewati.

"Untuk kerusakan jalan sudah ditangani lingkungan, diuruk tanah dan lainnya. Jadi setiap musim hujan ditimpa lagi, ditimbun lagi, karena sedikit demi sedikit terbawa air," jelas Cikini.

Lebih lanjut, ia mengatakan titik lokasi tanah retak tersebut berdekatan dengan sawah lalu di atas titik tersebut menurut keterangan warga lokal ada bukit yang dulunya terdapat telaga.

"Berkembangnya waktu (telaga) mengalami pendangkalan alami, mungkin ada pengaruhnya dengan itu, sehingga lambat laun terjadi tanah retak," jelas Cikini.

Menindaklanjuti hal tersebut, kepala desa setempat telah membuat surat kepada Bupati Trenggalek dan BPBD Trenggalek terkait permohonan relokasi.

"Mereka ingin relokasi tapi tempatnya belum punya pandangan. Warga ingin relokasi karena setiap hari retakannya bertambah terus," terang Cikini.

"Misalnya saja yang awalnya retakannya hanya di tembok depan, sekarang makin ke belakang," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved