Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif dengan Tokoh Madura Firman Syah Ali, Blak-blakan Bicara Pilpres 2024

Pernyataan ini disampaikan Cak Firman, sapaan akrab tokoh muda tersebut dalam wawancara eksklusif yang dipandu oleh Mujib Anwar

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com
Panglima Nahdliyin Bergerak (Nabrak) Firman Syah Ali saat wawancara eksklusif bersama Harian Surya dan Tribun Jatim Network 

+ Ada Gus Yahya Staquf, Gus Yaqut Menteri Agama dan KH Said Aqil Siroj yang sebelumnya Ketua Umum PBNU. Mereka berpeluang dan memenuhi syarat. Karena kita tahu bahwa beliau-beliau itu punya massa yang riil di bawah. Seperti Gus Yahya sudah jelas massanya Nu dibawah. Gus Yaqut juga jelas Ansor dan Banser. Terus kemudian Kiai Said tetap juga punya pendukung. Jadi, ada peluang semua. Tinggal sejarah yang nanti memanggil yang mana. 

- Apa ada upaya dari Nabrak untuk menyuarakan agar calon dari kalangan Nahdliyin menjadi perhatian masyarakat?

+ Kepada seluruh anggota Nabrak sudah pernah saya sampaikan. Agar jangan cuek dengan dinamika politik 2024. Kalau anggota Nabrak cuek dengan dinamika politik 2024 maka jangan kaget jika tiba-tiba banyak orang bukan NU atau orang yang malah memusuhi NU nanti pegang kendali. Jadi, sudah saya minta kepada anggota Nabrak berbagai komunitas baik di digrup medsos maupun dalam pertemuan-pertemuan. 

- Suara NU di kontestasi Pemilu cukup seksi dan menjadi perebutan semua kontestan. Banyak cara yang dilakukan untuk mendapat simpati nahdliyin. Apa upaya Nabrak ini agar suara nahdliyin ini berserakan kemana-mana?

+ Harus ada pemahaman bersama bahwa apa yang disampaikan Gus Dur, telur NU sebaiknya jangan ditaruh di dalam satu keranjang. Tapi taruhlah di banyak keranjang. Itu banyak yang salah paham. Dikiranya banyak keranjang itu dengan isi telur yang sama. Sebetulnya, tetap harus ada keranjang utama. Wadah utama, organisasi utama atau partai utama yang memang diisi oleh pejuang aktivis NU. Tapi jangan lupa, sebagian dari kader ditaruh di partai lain. Jangan banyak-banyak. 

Begitu pula dengan organisasi kemahasiswaan. Misalnya ada HMI, PMII dan GMNI. Sebaiknya yang NU tetap di salah satu  yang selama ini sudah menjadi ciri khas, yang lainnya juga tetap harus ada NU walaupun tidak banyak. Nah sekarang itu banyak salah paham dikira maksud Gus Dur itu jumlah telur di keranjang itu harus sama atau seimbang. Itu tidak strategis. Yang strategis tetap harus ada satu keranjang yang penuh dengan telur-telur NU, dan beberapa telur ditaruh di keranjang lain. 

Itu yang perlu dipahami bersama, agar ketika ada suksesi, ada kebutuhan taktis strategis seperti menjelang tahun politik kita bisa merebut keberhasilan elektoral yang luar biasa. 

- Banyak prediksi menyebut massa NU akan jadi penentu di Pilpres. Bagaimana pendapat anda, apakah hal itu akan tetap berlaku di Pilpres 2024 atau justru ada varian lain?

+ Walaupun sekarang sudah era digital, sudah memasuki era medsos. Namun, digitalisasi dan media sosial itu tidak merubah orang yang NU menjadi bukan NU. Jadi, NU ya tetap NU. Mereka yang aktif di twitter tetap aktif sebagai orang NU. Yang aktif di Facebook harus tetap sebagai orang NU. Tidak ada yang berubah. Jadi menurut saya 2024 tetap penentu elektoralnya adalah tetap NU dari sisi kuantitas. 

- Berapa perkiraan jumlah nahdliyin yang punya hak pilih?

+ Katakanlah, kalau secara ngawur, itu sekitar 60 juta. 

- Apakah sudah ada tokoh yang datang menemui anda untuk meminta bantuan di Pemilu 2024?

+ Saya pribadi, kontak WA saya diundang ke banyak grup relawan Pilpres. Tahu-tahu diundang begitu saja. Dan rata-rata itu relawan Ganjar yang ngundang. Awalnya sahabat Jokowi, pokoknya yang berkaitan dengan Jokowi. Tapi lama-lama grupnya berubah menjadi relawan Ganjar. Ada juga relawan Prabowo. Kalau Anies gak ada yang ngundang saya. Tapi kan namanya orang diundang, ya kita liat aja isinya apa. Ternyata isinya sama aja dengan postingan yang bukan tim relawan. Jadi kalau orang secara khusus datang minta bantuan agar Nabrak bergerak ke siapa itu belum ada. 

- Apakah ada pesan atau harapan anda untuk kader NU ikut Pilpres 2024, mengingat masih ada cukup waktu. 

+ Harapan saya kepada tokoh Nahdliyin, tokoh NU yang genuine sejak kecil jangan pernah bersurut langkah untuk menuju puncak pengabdian dan bagi kader NU yang dibawah saya harap kalau ada sesama NU yang berpeluang, harap didukung bukan hanya ditonton. Sediakan punggung kita untuk beliau-beliau memanjat demi kebesaran dan kejayaan Nahdliyin tentunya. Karena kebesaran dan kejayaan Nahdliyin juga merupakan kebesaran dan kejayaan NKRI. Seperti kita tahu bahwa tokoh Nahdliyin juga merupakan pendiri negara ini. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved