Potret 5 Bersaudara Sebatang Kara Tinggal di Gubuk Reyot Peninggalan Orang Tua, Putus Sekolah
Kisah hidup Yatim Piatu lima bersaudara di Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulbar, tinggal di rumah kebun.
TRIBUNMADURA.COM - Potret 5 bersaudara yang tinggal di gubuk reyot tak terawat.
Kisah hidup Yatim Piatu lima bersaudara di Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulbar, tinggal di rumah kebun.
Kelima bernama, Fitriaini (15), Ahmad (10), Akbar (7), Sabila (5) dan Ilham (3).
Mereka tinggal di rumah kebun peninggalan orangnya di Dusun Saludango, Desa Sondoang.
Di rumah kebun tersebut sudah reyot dan tak layak huni itu, kelima bersaudara itu diasuh oleh nenek dan kakeknya.
Baca juga: Suami Sering Alami Sakit Setelah Makan, Ternyata Perbuatan Dosa Istri CCTV Saksi Bisu, Jahanam
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Ayah dan ibunya lima anak ini sudah meninggal dunia karena sakit demam berat sejak Ramadan tahun 2021 lalu.
Namun, yang membuat hati tersayat, ibunya ikut menggal dunia tiga hari setelah ayahnya menghadap sang ilahi.
Kini mereka menggantungkan hidup kepada nenek dan kakeknya dengan hidup serba terbatal di gubuk 2x3 meter tanpa dinding.
Tentu saja gubuk tersebut tak layak huni karena hanya berukuran 2x3 meter tanpa penutup.
Mau bagaimana lagi, hanya itu yang mereka punya.
Tempat orangtua mereka berkebun menanam jagung sebelum meninggal.
Orangtua mereka adalah perantau dari Desa Tammejarra, Kabupaten Majene.
Baca juga: Nasib Pilu Nenek Pamekasan, Dibujuk Dapat Bansos Rp 4 Juta Malah Kalung Emasnya Dicuri
Mereka meninggalkan kampung halaman untuk memperbaiki tarap hidup, namun tak seperti yang diharapkan.
Kelima anak tersebut kini harus menelan pahitnya kehidupan dunia.
Terpaksa harus putus sekolah karena sudah tidak memiliki biaya.
Nenek dan Kakeknya tak mampu menyekolahkan mereka.
Apalagi nenek dan kakeknya sudah lanjut usia.
Neneknya bernama Musniati sudah berusia 61 tahun.
"Pertama itu bapaknya dulu meninggal tiga hari kemudian baru mati lagi mamanya anak-anak. Mereka hanya sakit biasa tiba-tiba meninggal dunia," kata Musniati kepada Tribun-Sulbar.com, Kamis (6/4/2023).
Kini Musniati dan suaminya (kakek) tinggal bersama cucu-cucunya di gubuk tak layak huni di kebun jagung milik almarhum.
"Selama kasian meninggal orangtuanya cucuku sayami yang temani di sini kelola kebunya almarhum orangtuanya," ujarnya.
Wanita lanjut usia itu merasa kasihan melihat cucunya yang masih kecil dan butuh bimbingan orangtunya.
Anak pertama dan kedua harus mengubur mimpi dan cita-citanya sebab tidak bisa lagi melanjutkan pendidikanya.
"Bagaimana mau sekolah untuk makan sehari-hari saja kita masih susah. Saya hanya mengadalkan gula areng itupun tidak seberapa untuk kasi makan 5 cucuku," ucap Musniati dengan nada sedih.
Dia hanya berharap, lima orang cucunya itu tetap sehat bertumbuh besar sebelum ia wafat, karena mereka masih butuh bimbingan.
"Anak-anak ini kasian masih butuh perhatian, kasihan masih kecil harus menaggung kerasnya kehidupan." pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com
Beda Dugaan Eks Kepala BIN dan Eks Wapres soal Dalang Demo di DPR: Antara Asing atau Kelakuan Dewan? |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 54 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 4: Iklan Efektif |
![]() |
---|
Rachel Vennya Malu Sudah Salah Pilih di Pemilu, Kini Minta Keadilan Bagi Affan yang Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Ditekan Terus oleh Brimob Bertameng dan Bawa Pentungan, Massa Aksi di Surabaya Bertahan Semampunya |
![]() |
---|
BPJS Kesehatan Pamekasan Goes To Campus UTM, Kolaborasi Program Layanan Kesehatan dengan Klinik UTM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.