Berita Surabaya

Sungai Kembang Kuning Perlu Pengerukan dan Penguatan Tanggul

Saat kejadian, ia bersama istri sedang berada di rumah. Seperti hari biasanya, ia melayani pembeli minuman di rombong yang berada di teras rumah.

Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Bobby Koloway
Dwi Prasetyo menunjukkan motornya yang sempat tertimpa robohan tanggul. 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Warga di Kembang Kuning Jalan, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo Surabaya terkejut saat air bah masuk ke pekarangan mereka, Jumat siang (28/4/2023). Penyebabnya, tanggul penahan air sungai di sisi jalan ini jebol akibat derasnya debit air yang mengalir di saluran tersebut. 

Menurut salah seorang warga di tempat ini, Dwi Prasetyo, kejadian tersebut terjadi tak lama setelah hujan deras mengguyur tempat ini. "Memang hujannya deras sekali sekitar dua jam," kata Dwi ketika ditemui di kediamannya, Sabtu (29/4/2023). 

Saat kejadian, ia bersama istri sedang berada di rumah. Seperti hari biasanya, ia tengah melayani pembeli minuman di rombong yang berada di teras rumahnya. 

Sekitar pukul 12.00 WIB, tiba-tiba terdengar tanggul ambrol. Mendengar hal ini, Dwi bergegas ke depan rumah. Ia menyaksikan air sunga mengalir deras ke area jalan.

Rumahnya yang berada di dataran lebih tinggi memang aman. Air tak sempat masuk ke dalam rumahnya. Namun, dua motornya yang berada di samping tanggul sempat tertimpa runtuhan tanggul. "Saya dengan dibantu warga segera mengangkat motor saya. Itu sudah penuh air dan lumpur," katanya.

Baca juga: Geber Gas hingga Ganggu Wisatawan Telaga Sarangan, Puluhan Kendaraan Motor Knalpot Brong Dijaring

Dari kejadian ini, ia pun harus merogoh kocek untuk memperbaiki motornya. "Body motor banyak yang pecah. Biarlah. Yang penting motor bisa nyala," katanya.

Berbeda dengan keadaan di rumah Dwi, arus yang lebih deras terjadi di rumah tetangganya. "Kalau rumah yang bawah mungkin sudah selutut," katanya.

Menurutnya, kejadian ini kali pertama terjadi sejak sekitar 2011 lalu. Warga RW 10 ini tak mengira, kejadian ini terjadi di bulan April yang sebenarnya bukan musim penghujan.

Dari kejadian ini, pihaknya menduga penyebab lain yang ditengarai menjadi biang keladi runtuhnya tanggul tersebut selain curah hujan yang tinggi.

Di antaranya, lemahnya konstruksi tanggul, tingginya endapan sungai, dan adanya sampah yang menyebabkan pendangkalan. Sebab menurutnya, ia lama tak melihat petugas mengeruk lumpur di saluran ini. 

"Kalau zaman Bu Risma (Wali Kota Surabaya sebelumnya, Tri Rismaharini) dahulu minimal 3 bulan sekali dikeruk. Ada ekskavator yang dijalankan untuk mengeruk lumpur. Sejak Bu Risma selesai, pengerukan ini belum dilakukan lagi," katanya.

Pun demikian dengan sampah. Ia mengakui, sampah yang mengalir di sungai biasanya dilakukan pembersihan oleh petugas secara rutin. "Dulu, ada truk yang keliling secara rutin tiap bulan untuk mengangkuti sampah di sekitar sungai," katanya.

Baca juga: Piton Tiga Meter Merangsek Markas PMI Bojonegoro, Penampakan Mengerikan di Saluran Air

Demikian pula dengan kualitas dinding. Ia berharap, dinding tanggul diperkuat. "Dinding ini kan sebenarnya ada dua lapisan, lama dan baru sebagai pelapis. Tapi ternyata nggak kuat. Ada jarak sekitar 5 cm yang sepertinya membuat dinding ini kurang kuat," katanya.

"Bahkan, saya lihat bukan hanya yang jebol saja. Beberapa aliran air mulai keluar di titik lain. Kalau nggak diperkuat atau diperbaiki, ya kawatir," katanya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved