Berita Viral
Siang Mengemis, Malamnya Foya-Foya Joget dengan Pemandu Karaoke, Modal Iba Hasilnya Bukan Main
Sebuah video yang beredar di media sosial, pengemis itu tampak bersenang-senang dengan seorang pemandu karaoke alias LC.
"Bayangkan, dia datang ke Tulungagung mengemis sekedar untuk mencari hiburan. Sementara warga kita memberi uang kepada orang yang berlibur," ujar Yulius kesal.
Karena itu Satpol PP akan terus melakukan razia ke PPKS di wilayah kota Tulungagung.
Mereka selalu menyasar di sejumlah simpang empat besar, seperti rumah sakit lama, Prayit, BTA, Jepun, Tamanan, Gledug, Bis Nggoling hingga Mangunsari.
Meski diakui PPKS akan selalu ada, namun Yulius mengaku berupaya terus menekan jumlah mereka.
"Untuk menghapus 100 persen sangat tidak mungkin. Akan selalu ada PPKS, Tapi kami menargetkan jumlah mereka terus turun," tegas Yulius.
Lebih jauh Yulius mengakui, ada perubahan pola operasi para PPKS.
Setelah razia digalakkan pada siang hari, mereka beralih beroperasi saat malam.
Karena itu Yulius akan meresponnya dengan melakukan razia yang lebih bervariasi.
Razia siang hari akan tetap ditingkatkan, namun razia malam juga akan dilaksanakan secara sporadis.
"Jam razia juga akan diubah-ubah sehingga tidak bisa ditebak. Titiknya kan itu-itu saja," ucap Yulius.
Selain itu muncul keluhan dan aduan masyarakat karena ada PPKS di daerah yang jauh dari wilayah kota.
Salah satunya ada di wilayah Kecamatan Bandung, Ngunut dan di Kecamatan Boyolangu.
Untuk merespon aduan masyarakat ini, Yulius mengaku akan menjajaki kerja sama dengan Trantib Kecamatan dan Polsek.
Dengan begitu keberadaan PPKS di wilayah yang jauh bisa dijangkau personel dari Kecamatan.
"Ada sejumlah sejumlah laporan dari lokasi yang jauh belum direspon. Karena itu kami akan bekerja sama dengan kecamatan dan Polsek," pungkas Yulius.
Keberadaan pengemis, pengamen, manusia silver dan badut jalanan banyak menjadi sumber keluhan warga ke Satpol PP.
Keberadaan mereka dinilai mengganggu kenyamanan dan keamanan warga, karena beroperasi di banyak simpang empat yang samai.
Ironisnya, keberadaan mereka yang menjamur disebabkan warga Tulungagung yang suka memberi uang receh kepada mereka.
Karena itu Dinas Sosial dan Satpol PP menghimbau masyarakat menghentikan kebiasaan memberi uang kepada PPKS.
Sedekah disarankan disalurkan melalui saluran yang semestinya, seperti panti asuhan, masjid, musala, atau Badan Amil Zakat dan Shadaqah (Bazis).
Keberadaan PPKS ini sudah tahap meresahkan, karena banyak yang mengintimidasi dan memaksa pengguna jalan, terutama kaum perempuan.
Bahkan ada pula PPKS yang sudah mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial berupa sepeda motor, modal usaha, BPNT dan PKH tetap mengemis.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
Mahasiswa Dianiaya TNI Bentangkan Bendera One Piece, Protes Vonis Pelaku Tembak Mati Siswa |
![]() |
---|
Kata Terakhir Prada Lucky Sebelum Meninggal dengan Luka Lebam dan Sayatan, Ngaku Senior Terlibat |
![]() |
---|
Niat Berburu Balik ‘Diburu’, Nasib Miliarder Tewas Kena Seruduk Kerbau yang Jadi Targetnya |
![]() |
---|
Bripka Rian Tak Gengsi Kerja Sampingan Badut Sepulang Dinas, Sampai Ikhlas Gratiskan Panti Asuhan |
![]() |
---|
Nasib Husnul Sebut Tom Lembong Bikin Rugi Negara Rp570 M, Kini Dilaporkan Gegara Tak Profesional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.