Bangga Madura

Tari Blandaran dan Tari Muang Sangkal, Simak Asal-usul dan Ciri Khasnya, Populer di Pulau Madura

Tari Blandaran dan Tari Muang Sangkal merupakan kesenian khususnya seni tari yang populer di Pulau Madura.

Editor: Ficca Ayu
Kemdikbud
Tari Muang Sangkal lahir dilatar belakangi oleh kepedulian seorang seniman Sumenep bernama Taufiqurrachman terhadap kekayaan yang dimiliki Pulau Madura. 

TRIBUNMADURA.COM - Tribunners kali ini kita akan mengulas dua tarian di Madura.

Yakni Tari Blandaran dan Tari Muang Sangkal.

Tari Blandaran merupakan tarian penyambutan tamu di Kabupaten Bangkalan Madura.

Mengutip dari laman Kemdikbud, Tari Blandaran ini memiliki penari berjumlah minimal 5 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Tari penyambutan ini di mainkan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau tamu-tamu kerajaan pada jaman kerajaan.

Saat ini tarian ini dimainkan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang datang ke Kabupaten Bangkalan.

Baca juga: Lagu Madura Nyangkoleh Tangis yang Dibawakan Samsul Arif: Mareh Senneng Mangken Sossa Se Deteng

Selain Tari Blandaran, Madura juga memiliki Tari Muang Sangkal.

Tari Muang Sangkal merupakan tari tradisional Madura.

Tari Muang Sangkal merupakan salah satu kesenian khususnya seni tari yang populer dan menjadi ikon di Pulau Madura.

Tari Muang Sangkal yang berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura adalah tarian yang dilakukan untuk ritual tolak bala atau menjauhkan dari bahaya.

Dikutip dari buku Tari Muang Sangkaldan Pengembangannya : Di Sanggar Tari Potre Koneng Sumenep Madura Jawa Timur (2019), Tari Muang Sangkal merupakan kesenian yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Sumenep, Pulau Madura.

Secara harfiah muang artinya membuang sangkal petaka. Artinya tarian tersebut dilakukan untuk membuang petaka yang ada dalam diri seseorang. Tari Muang Sangkal sekarang ini telah terjadi pengembangan di daerah Madura.

Baca juga: Giveaway Madura United, Dapatkan Total 300 Tiket Nonton Pertandingan, Simak Jadwal Lengkap Putaran 1

Asal-usul Tari Muang Sangkal

Tari Muang Sangkal lahir dilatar belakangi oleh kepedulian seorang seniman Sumenep bernama Taufiqurrachman terhadap kekayaan yang dimiliki Pulau Madura.

Sejak munculnya Tari Muang Sangkal hingga sekarang, sudah melekat sebagai salah satu ikon budaya yang ada di Kabupaten Sumenep.

Kemunculan Tari Muang Sangkal tidak terpisahkan dari Keraton Sumenep. Keberadaan Keraton Sumenep telah melahirkan tradisi budaya, baik terkait dengan upacara adat maupun kesenian.

Ciri Khas Tari Muang Sangkal

Gerakan tari muang sangkal tidak jauh berbeda dengan tarian pada umumnya. Gerakan tari muang sangkal dasarnya gerak-gerak Keraton Sumenep yang bertitik tolak tari gaya Yogyakarta yang dipadukan dengan gerak-gerak ciptaan yang tidak menyimpang dari nafas dan ciri-ciri Keraton Sumenep.

Namun, ada beberapa yang menjadi ciri khas, yaitu penarinya harus ganjil, dalam keadaan suci atau perawan serta tidak sedang datang bulang (menstruasi).

Busana yang dipakai dalam Tari Muang Sangkal adalah dodot legha. Ketika menari memegang cemong (mangkok kuningan) yang berisi beras kuning dan aneka kembang (bunga), seperti kembang melati dan mawar atau daun pandan.

Baca juga: Rekomendasi Makanan Khas Madura, Ada yang Berbahan Kerang hingga Kaldu Kokot yang Legendaris

Pertunjukkan Tari Muang Sangkal

Dikutip dari buku Perempuan dan Kehormatan bagi Masyarakat Madura (2020) karya Dedi Dores, dalam pertunjukkan tari Muang Sangkal diawali dengan gerakan cepat. Para penari berjalan beriiringan menuju panggung.

Setelah itu dilanjutkan dengan gerakan yang lebih halus, di mana para penari menari sambil membawa cemong atau mangkung kuningan yang berisi kembang beraneka macam dan menaburkannya dengan gerakan yang lembut dan indah.

Pada gerakan tersebut tentunya diselaraskan dengan musik pengiring, yaitu musik Gamelan khas keraton.

Di mana gending yang digunakan adalah gending sampak, gending oramba-orambe dan gending lainnya.

Hingga kini, tarian tersebut terus dilestarikan sebagai wujud kesadaran budaya masyarakat Madura.

Tari Muang Sangkal adalah identitas senu budaya akan terus tumbuh melewati waktu demi waktu.

Fungsi Tari Muang Sangkal

Tari Muang Sangkal memiliki beberapa fungsi. Berikut fungsi tari Muang Sangkal:

Sebagai cerminan dan legimitasi tatanan sosial

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tari Muang Sangkal hanya kaum perempuan saja yang boleh menarikan dengan jumlah ganjil.

Di mana terdiri dari gadis-gadis remaja yang berparas cantik dan gemulai, dan akan berhenti menjadi penari ketika sudah menikah atau tidak perawan lagi.

Sebagai wahana ritus yang bersifat religius

Tari Muang sangkal suatu tarian yang bersifat sakral dan agamis yang mengungkapkan suatu doa agar diberikan keselamatan.

Sebagai hiburan sosial

Tari Muang Sangkal semula sebagai seni tari di dalam lingkungan keraton untuk membuang balak dan mengandung doa.

Tapi dengan perkembangannya, berubah atau beralih keluar tembok keraton yang sifatnya menjadi tontonan atau hiburan seperti hajatan pernikahan dan acara-acara lain.

Makna Tari Muang Sangkal

Di balik gerakan tari Muang Sangkal memiliki makna simbolis. Di mana saat penari menabur beras kuning ketika menjamu kedatangan tamu agung di Pendopo Keraton Sumenep, atau saat acara resepsi perkawinan.

Penaburan beras kuning sebagai simbol ungkapan doa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tamu yang datang diberi keselamatan dan terhindar dari bahaya. Acara yang diselenggarakan pun berjalan lancar dan sukses.

Saat acara resepsi pernikahan agar prosesi pernikahan berjalan lancar dan mempelai berdua dalam menjalani hidupu rumah tangga berjalan langgeng.

Selain itu, dari segi gerakan yang halus dan luwes serta anggun menunjukkan sikap adhep asor. Di mana dapat membentuk karakter penarinya halus dan lembut serta luwes.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved